Budayawan Emha Ainun Najib atau karib disapa Cak Nun angkat bicara soal polemik pernyataan Abu Janda tentang Islam Arogan.
Dia mengingatkan agar kecintaan atau dukungan terhadap satu pihak tidak mengaburkan kesalahan yang diperbuat oleh seseorang.
Hal ini diungkap Cak Nun merespon polemik 'Islam Agama Arogan' yang disampaikan Permadi Arya atau Abu Janda hingga menyeret nama Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan putri Gus Dur, Alissa Wahid.
"Janganlah kecintaanmu membuatmu bersikap tidak adil terhadap seseorang," kata Cak Nun seperti dikutip dari kanal CakNun.Com, Selasa (2/2).
Kata Cak Nun, selama perkataan yang dilontarkan salah atau tidak berdasar, siapapun orang tersebut, termasuk Abu Janda, harus dipertanggungjawabkan.
Sebab menurut Cak Nun, penilaian kesalahan perkataan seseorang bukan diukur dari siapa yang didukung orang tersebut.
"Ini siapapun yang ngomong saya tidak peduli, tidak akan berdasarkan pada suka atau tidak suka, benci atau tidak benci," katanya.
Kata Cak Nun, yang terpenting adalah fokus dari permasalahan tersebut, yakni apa yang diucapkan, bukan siapa orang yang melontarkan.
"Mau Abu Bakar, Abu Janda, Bau Gosok, Abu Lahab, Abu rokok sekalipun. Itu tidak penting, yang terpenting adalah perkataannya itu menjadi fokus kita," katanya.
Terkait 'Islam Arogan' yang dilontarkan Abu Janda, menurut Cak Nun telah salah kaprah.
Islam menurut dia bukan subjek yang bisa memiliki sifat-sifat yang kerap dimiliki manusia.
Islam adalah agama, dan agama diciptakan oleh Tuhan. Berarti kata Cak Nun, kalimat Islam Arogan bisa jadi sasaran utamanya adalah Tuhan yang memang menciptakan agama tersebut.
"Kalau Islam arogan itu agak tidak masuk akal karena yang arogan itu muslimnya. Islam kan bikinan Tuhan, berarti tuhan yang arogan," katanya
"Kenapa Tuhan tidak boleh arogan? Kenapa enggak boleh sombong? Apa alasannya? Apa Tuhan harus baik? Tuhan tidak punya ikatan apa-apa. Karena dia yang bikin," lanjutnya.
Dia pun mengingatkan jika memang belum mempelajari sesuatu jangan asal menggunakan perkataan atau istilah. Untuk saat ini kata Cak Nun, siapapun harus mulai berhati-hati dengan perkataannya.
Sebab apa yang dijadikan perkataan harus bisa dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan. Alih-alih melontarkan pernyataan-pernyataan yang membuat keadaan semakin panas, kata Cak Nun akan lebih baik jika saat ini masyarakat siapapun lebih waspada menghadapi pandemi yang memang tengah terjadi.
"Saya kira kita secara nasional harus mulai berpikir untuk berhati-hati ngomong, kita sering kali ucapkan 10 kata, mungkin sembilannya tidak bisa kita pertanggungjawabkan," kata dia.
Cak Nun berpesan, dalam tayangan tersebut, dia juga memastikan tak mengecam siapapun yang telah melontarkan berbagai kalimat kontroversial. Hanya saja kata dia, sebaiknya siapapun lebih waspada dengan perkataannya.
"Saya tidak kecam siapa-siapa, tapi bo sekarang lebih hati-hati ngomong, lebih waspada karena sudah dikepung covid kita harus waspada," kata dia.