Dua warga meninggal dalam bencana banjir yang menerjang Kota Semarang karena tersengat aliran listrik atau kesetrum.
Satu orang merupakan warga Jalan Serayu 2 No 3 Kelurahan Bugangan, Kecamatan Semarang Timur, ketika sedang banjir.
Korban kedua bernama Desy Tri S warga Tanjung Mas, Kota Semarang. Korban juga meninggal dikarenakan tersengat listrik ketika dalam kondisi banjir di belakang Gereja Blenduk, Kota Semarang. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Badan Penanggualangan Bencana Darah (BPBD) Winarsono.
"Ada dua korban jiwa meninggal dunia karena tersengat listrik di daerah Semarang Timur, " jelasnya saat dihubungi, Sabtu (6/2/2021).
Selain disebabkan konsleting listrik, ada juga satu warga yang meninggal karena longsor di Jalan Jimblang RT 03/RW 1, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candi bernama Maemunah (63). Satu lagi warga bernama Imron juga meninggal dunia akibat longsor.
"Satu orang lagi sedang dalam pencarian," ujarnya.
Sampai saat ini sebanyak 10 kecamatan di Kota Semarang masih terendam banjir. Selain banjir, longsor juga terjadi di Semarang karena intensitas hujan yang lebat.
BPBD sudah menerjunkan 30 personel untuk melakukan penanganan di wilayah-wilayah rawan banjir dan longsor di Kota Semarang.
Meski demikian, dia meminta agar masyarakat waspada karena diperkirakan puncak musim hujan ada di bulan Febuari.
"Kita harap warga juga waspada, bulan ini diperkirakan puncak musim hujan," ujarnya.
Seperti diketahui, hujan yang mengguyur Kota Semarang selama hampir 24 jam membuat aktifitas di kota tersebut lumpuh.
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, ada 10 kecamatan di Semarang yang terendam banjir diantaranya Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Selatan, Ngaliyan, Pedurungan, Semarang Timur, Gayamsari, dan Genuk.
Selain itu, banjir juga menggenang di kawasan Stasiun Tawang setinggi 40 cm, Jalan Bandarharjo setinggi 30 cm, Jalan Dr Cipto setinggi 30 cm, Jalan Jendral Sudirman setinggi 40 cm, Depan Kantor Pos Semarang 40 cm yang membuat jalur kereta api terganggu.
Bahkan, Bandara Ahmad Yani terpaksa memberhentikan aktifitas penerbangan karena landasan pacu Bandara Ahmad Yani Semarang tergenang air. Hal itu membuat tujuh penerbangan ditunda dan bandara ditutup sementara.