Belakangan ini istilah pelakor alias perebut laki-laki orang banyak diperbincangkan oleh publik.
Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS), dalam hukum Islam bagi para pelakor maka layak dihukum cambuk hingga dilempar batu sampai tewas.
Secara garis besar, julukan pelakor diberikan kepada seorang wanita yang dengan berani merebut pria yang sudah memiliki pasangan.
Bisa disebut pula pelakor merupakan sebutan bagi mereka yang nekat berselingkuh.
Ustadz Abdul Somad membahas tentang pandangan hukum Islam terhadap seseorang yang menjadi pelakor.
Terlihat dalam rekaman yang diunggah, Ustadz Abdul Somad tampak membacakan sebuah pertanyaan yang diberikan oleh jamaahnya pada secarik kertas ditangannya.
“Apa hukuman bagi pelakor? Ini pasti yang buat pertanyaan perempuan, yang suaminya sudah tidak pulang-pulang, namanya Bang Toyib,” ujar Ustadz Abdul Somad, kemudian diiringin dengan suara gelak tawa dari jamaahnya.
Kemudian pria yang akrab dipanggil UAS ini menjelaskan dalil yang berkaitan dengan hukuman bagi seorang pelakor dalam hukum dan ajaran Islam.
Adapun hukuman yang diungkapkan oleh UAS, apabila wanita tersebut masih gadis maka bakal dihukum cambuk sebanyak seratus kali.
Sedangkan bagi yang sudah menikah namun masih menggangu suami orang, maka bakal dilempar batu sampai tewas.
Mulai dari Gempa Majene-Mamuju, banjir di Kalimantan Selatan, Longsor Sumedang, dan beragam bencana lain menimbulkan duka mendalam. Bantu ringankan penderitaan saudara-saudara kita dengan menjadi duta kemanusiaan.
“Az-zaniyatu waz zaanii, perempuan yang menggangu laki-laki, fajliduu kulla waahidim min humaa mi`ata jalda, cambuklah mereka seratus kali cambuk kalau masih gadis,” kata Ustadz Abdul Somad.
“Tetapi kalau sudah menikah, dilempar batu sampai mampus, itu untuk perempuan,” sambungnya.
Kendati begitu, pria lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini juga membeberkan bahwa bila wanitanya saja yang dituduh sebagai pelakor, itu tidak adil.
Hal tersebut lantaran, kata UAS, adanya perempuan pelakor tidak terlepas dari laki-laki yang memiliki sifat buruk juga.
“Tapi ini pertanyaanya tidak adil, kalau ada kasus selingkuh yang jahat (tidak hanya) perempuan pelakor-pelakor, (tapi) laki-laki juga nakal, pelakor ada karena ada senior, siapa itu senior? senang istri orang. Mudah-mudahan kampung kita dijauhkan dari pelakor dan senior,” imbuhnya diselingi dengan humor dan canda tawa.