Ulama Berguguran di Awal 2021, Ketua MUI: Kematian Orang Alim Sama dengan Kematian Alam

Ulama Berguguran di Awal 2021, Ketua MUI: Kematian Orang Alim Sama dengan Kematian Alam

author photo
Ulama Berguguran di Awal 2021, Ketua MUI: Kematian Orang Alim Sama dengan Kematian Alam



Hingga pertengahan awal Januari 2021, belasan ulama terkenal di tanah air berguguran.


Kemarin Jumat 15 Januari 2021, Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf dan ulama kharismatik asal Madura, RKH. Abdul Hamid bin Ahmad Mahfud Zayyadi wafat.


Sehari sebelumnya, Kamis 14 Januari 2021, Syekh Ali Jaber pun meninggal dunia.


Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftachul Akhyar menyatakan meninggalnya para alim itu adalah kegelapan mautul ‘alim mautul alam berarti kematian seorang yang alim sama dengan kematian alam. 


Kiai asal Surabaya ini menyebutkan, dalam satu riwayat seandainya tidak ada ulama atau orang alim, manusia seperti hewan. 


“Siapa yang menunjukkan benar salah, tatakrama hidup. Kalau tidak ada ulama, tak ada bedanya dengan hewan,” katanya, Sabtu 16 Januari 2021. 


Menurut Kiai Miftah alim dalam ungkapan tersebut terutama mereka dalam penguasaan ilmu agama. Namun demikian, sebetulnya, alim dalam ilmu agama dan umum tidak seharusnya ada dikotomi. 


Seharusnya orang alim ilmu agama itu mengerti ilmu umum. 


“Ilmu umum itu hasil dari peneleahan terhadap ayat-ayat kauniyah, kejadian alam, ada gempa, gerhana, hujan, semuanya itu ilmu. Hanya orang membedakan disebut umum karena rasulullah tidak membawanya secara ditetapkan sebagai salah syariat, ahkamus syar’i,” jelasnya. 


Kiai yang lebih muda, seorang Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin mengurai lebih panjang tentang kalimat mautul alim, mautul alam itu. 


"Kita mengetahui bahwa para nabi, para rasul yang digantikan warasatul anbiya, yakni para ulama itu karena mereka memilki ilmu, ilmu agamanya, bukan hanya ilmunya, tapi akhlaknya," ujarnya. 


"Jadi, wafatnya ulama membawa serta ilmu yang dimilikinya. Belum tentu kemudian ulama yang sangat hebat seperti Kiai Haji Maimoen Zubair itu digantikan oleh orang-orang yang setara di kemudian hari. Belum tentu." 


"Ya, tentu saja mautul ‘alim mautul alam karena ilmu merupakan cahaya di alam semesta ini, menerangi, cahaya petunjuk yang menerangi orang dari kegelapan kepada alam yang terang benderang, jadi mautul 'alim, mautul alam." 


"Kematian orang berilmu ibarat kematian alam karena orang yang berilmu menerangi, memberi petunjuk kepada orang-orang yang perlu diberi petunjuk." 


"Orang-orang yang perlu diberi petunjuk itu ketika tidak ada ilmu dengan kematiannya orang alim, terjadinya kegelapan. Itu yang dimaksud mautul 'alim, mautul alam," jelasnya.

Next article Next Post
Previous article Previous Post