'Pasien Covid-19 Datang Silih Berganti, Kami Lelah'

'Pasien Covid-19 Datang Silih Berganti, Kami Lelah'

author photo

 

'Pasien Covid-19 Datang Silih Berganti, Kami Lelah'


Hujan baru saja reda saat sejumlah petugas Wisma Karantina BKPSDM Bangka Belitung berbenah merapikan ruang kedatangan pasien.


Petugas harus terus menjalani aktivitas meskipun cuaca terasa dingin menghujam kulit.


Akhir-akhir ini para petugas nyaris tak punya waktu lowong karena setiap hari pasien terus berdatangan.


"Kadang kita baru mau makan, tiba-tiba ambulans datang. Sehingga kami menunda lapar dengan cara bersabar," ungkap Dwi (28), petugas karantina saat berbincang di ruang Wisma BKPSDM, Kamis (24/12/2020).


Dwi pada siang itu ditemani rekannya Ani (26). Mereka merupakan tenaga kesehatan yang diperbantukan sejak awal dibentuknya Satgas penanganan pandemi Covid-19.


"Awalnya tidak ada yang mau menjadi perawat di wisma karantina. Cuma kami bertiga. Itu pun berat sekali, keluarga mengikhlaskan kami bekerja di wisma ini. Sekarang total 8 orang perawat, tapi 2 lagi akan balik ke rumah sakit provinsi," ungkap Ani.


Jumlah tenaga kesehatan yang sangat minim membuat para perawat harus pintar mengatur waktu.


Dengan kekuatan 8 personel mengurusi 4 wisma yang menyebabkan tidak ada libur bagi mereka.


Ambulans pasien Covid-19 juga datang tak kenal waktu, ini mengakibatkan para perawat harus siap 24 jam ketika diperlukan.


Sebanyak 111 tempat tidur terisi penuh. Pasien yang selesai isolasi dengan cepat digantikan pasien yang baru masuk.


Dalam menjalankan tugasnya, para perawat tinggal di wisma dan memilih untuk tidak pulang agar tidak menularkan virus kepada anggota keluarga.


Ketika terjadi penurunan pasien, sebagian perawat diperbolehkan untuk pulang. Tapi angka penurunan tidak terjadi dalam 2 bulan belakangan.


"Kami jarang pulang, dan kalaupun diizinkan pulang anak-anak pengen meluk, makanya saya kalau pulang nyelinap ke belakang untuk mandi dulu baru kumpul sama anak-anak," ungkapnya.


Perawat ini mengaku jika pasien banyak, mereka hanya bisa melakukan video call sebagai bentuk semangat dari keluarga.


"Kasihan anak saya masih kecil malah tak bisa dapat perhatian ibunya," ucap Ani.


Para perawat meminta agar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) segera diberlakukan di Bangka Belitung dengan harapan dapat memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 dan mengurangi beban para perawat.


"Kami kadang merasa capek, tenaga kesehatan kurang. Kami hanya berdelapan. Kami enggak kuat, enggak ada libur. Dengan kebutuhan pasien yang banyak. Enggak enak Bu, susah ketemu keluarga, jaga jarak sama anak, tiap hari anak nanya, kita bingung jawabnya. Hari ini sudah bilang besok pulang, kalau besok saya belum bisa pulang, saya jawab apa sama anak saya," timpal Dwi.

Next article Next Post
Previous article Previous Post