Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan untuk menciptakan herd immunity (kekebalan komunal) tidaklah sebentar.
Indonesia butuh 3,5 tahun untuk menyuntikkan vaksin Covid-19 ke penduduk Indonesia.
Budi Gunadi Sadikin menjelaskan untuk mencapai herld immunity, pemerintah telah telah menyiapkan sebanyak 426 juta dosis vaksin Covid-19 untuk 181 juta penduduk Indonesia. Sesuai dengan standar dari WHO, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan.
"Kami menyiapkan buffer stock sebanyak 15%, jadi total yang kita butuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin," ujar pria yang biasa disapa BGS ini seperti dikutip dari situs resmi kementerian kesehatan, Sabtu (2/1/2021).
Menkes Budi Gunadi Sadikin memprediksi paling tidak butuh waktu 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
"Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya," ucapnya.
Untuk mengamankan 426 juta dosis vaksin Kementerian Kesehatan akan menempuh lima jalur. Yakni:
1. Vaksin Sinovac. Sebesar 122,5 juta dosis vaksin diprediksi tiba di Indonesia pada Desember 2020 hingga Januari 2021. Indonesia juga memiliki opsi tambahan pemesanan 100 juta dosis vaksin yang akan tiba di Indonesia pada September 2021 hingga Maret 2022.
2. Vaksin Novavax. Indonesia telah memesan 50 juta dosis vaksin dengan opsi tambahan 80 juta dosis vaksin yang diperkirakan akan tiba di Indonesia pada Juni 2021 hingga Maret 2022.
3. Vaksin COVAX/GAVI. Indonesia telah memesan 54 juta dosis vaksin dengan tambahan 54 juta dosis vaksin lagi yang diperkirakan akan tiba di Indonesia pada kuartal II-2021 hingga kuartal II-2022.
4. Vaksin AstraZeneca. Rencananya Indonesia akan memesan 50 juta dosis vaksin dengan opsi tambahan 50 juta dosis vaksin. Vaksin diprediksi tiba di tanah air pada kuartal III-2021 hingga kuartal I-2022.
5. Vaksin Pfizer. Vaksin ini juga masih dalam tahap finalisasi kesepakatan. Rencananya Indonesia akan memesan 50 juta dosis vaksin dengan opsi tambahan 50 juta dosis vaksin. Vaksin diprediksi tiba di tanah air pada kuartal III-2021 hingga kuartal I-2022.
Rencananya vaksin ini akan disuntikkan dalam dua gelombang sesuai dengan skala prioritas setelah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM).
Gelombang pertama vaksinasi dilakukan pada Januari 2021 hingga April 2021. Vaksin akan disuntikkan kepada 1,3 juta petugas kesehatan dan 17,4 juta petugas publik.
Dalam waktu bersamaan, 21,5 juta penduduk lanjut usia (lansia) berumur 60 tahun ke atas juga akan mendapatkan vaksin. Namun vaksinasi baru akan dilakukan jika telah mendapatkan konfirmasi keamanan dari BPOM.
Gelombang kedua vaksinasi akan dilakukan pada April 2021. Vaksin akan disuntikkan kepada 63,9 juta masyarakat rentan atau masyarakat di daerah dengan risiko penularan tinggi.
Selanjutnya masyarakat lainnya dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin dengan jumlah 77,4 juta penduduk.