Media asing banyak memberitakan kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 yang diperkirakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021 sore.
Salah satu media ternama asal Amerika Serikat, The New York Times (NYT) menyebutkan sektor penerbangan Indonesia sebagai negara berkembang diganggu kecelakaan dan penyimpangan keselamatan selama bertahun-tahun.
"Karena maskapai penerbangan Indonesia, terutama maskapai penerbangan berbiaya rendah berkembang pesat hingga mencakup nusantara yang luas, industri penerbangan domestik telah dirusak oleh perawatan pesawat yang buruk dan kepatuhan terhadap standar keselamatan," tulis The New York Times, seperti dikutip Kabarmakkah.com, 10 Januari 2021.
NYT juga menyebutkan selama bertahun-tahun, maskapai penerbangan ternama Indonesia dilarang terbang ke Amerika Serikat dan Eropa oleh regulator negara tersebut.
Sriwijaya Air, yang merupakan maskapai terbesar ketiga di Indonesia dan mulai beroperasi pada tahun 2003, sebelumnya belum pernah mengalami kecelakaan fatal.
Kecelakaan Sriwijaya Air juga akan menjadi catatan buruk bagi produsen pesawat terbang Boeing.
Pasalnya dua tahun lalu, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 juga jatuh pada 2018 di perairan Karawang, Jawa Barat. Pesawat jenis Boeing 737 Max ini menewaskan 189 penumpang dan awak.
Pihak Boeing dalam akun Twitternya menyampaikan belasungkawa atas musibah Sriwijaya Air.
"Pikiran kami tertuju pada kru, penumpang, dan keluarga mereka. Kami berhubungan dengan pelanggan maskapai kami dan siap mendukung mereka selama masa sulit ini," tulis @Boeing Airplanes.
Analis penerbangan Indonesia mengatakan bahwa kecelakaan Sj 182 ini dapat membahayakan kelangsungan hidup Sriwijaya Air, apalagi ditambah pandemi Covid-19 yang membuat industri penerbangan semakin merugi.
“Sriwijaya berusaha keras untuk bertahan hidup, dan pandemi semakin parah,” kata Gerry Soejatman, pakar penerbangan Indonesia.