Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memprediksi pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021), tidak meledak di udara.
Namun, pesawat tersebut diperkirakan jatuh dalam keadaan utuh ke dalam air dan hancur berkeping-keping.
Hancurnya pesawat diperkirakan terjadi ketika badan pesawat bertabrakan dengan permukaan air.
Ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengatakan serpihan pesawat Sriwijaya Air ditemukan dalam kondisi normal.
Kondisi normal yang dimaksudkannya, dalam artian tidak ada indikasi kehancuran yang tidak wajar.
“Memang hancur, tapi hancur natural karena benturan ke air. Sejauh ini yang dilihat bukan karena ledakan di udara. Hancurnya natural karena benturan di air,” ujarnya, Minggu (10/1/2021) malam.
Menurutnya, hal ini terlihat dari puing Sriwijaya Air yang berkumpul di satu titik. Sedangkan jika terjadi ledakan di udara, maka puing yang ditemukan akan menyebar di area yang luas.
Namun demikian, hal ini masih harus dikonfirmasi dengan pembacaan black box.
Saat ini, titik lokasi black box sudah diidentifikasi dan pencarian akan terus dilanjutkan pada hari Senin (11/01/2021).
Menurut Soerjanto, keberadaan black box ini sangat vital untuk mengungkap bagaimana terjadinya kecelakaan Sriwijaya Air.
“Kita bisa tahu pasti parameter apa yang aneh dan di luar normal. Kita bisa tahu pilotnya ngomong apa, untuk dilakukan analisa. Jadi keberadaan black box itu vital,” tambahnya.
Soerjanto menambahkan, saat ini proses pencarian puing masih terus berlanjut.
Nantinya puing yang ditemukan akan diterima di Demaga JICT dan kemudian disimpan dan diinventarisasi di Tanjung Priok dan disimpan di fasilitas milik Ditjen Laut Kementerian Perhubungan.
Kemudian sesuai prosedur, akan dilakukan diskusi setelah black box sudah ditemukan dan datanya bisa terbaca.
Dari analisis pembacaan black box, jika ada sesuatu yang mencurigakan, maka akan dilakukan pemeriksaan terhadap komponen yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 812 dengan rute Jakarta-Pontianak dipastikan hilang kontak saat baru saja lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu 9 Januari 2021.
Hilang kontak 14.39 WIB
Area hilang kontak antara Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Tim penyelamat sudah mendapatkan serpihan kabel, rambut dan serpihan daging.
Total penumpang dan crew sebanyak 62 orang.
Hal itu sudah dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita.
Adita menuturkan saat ini pihaknya masih mengumpulkan informasi lebih lanjut.
"Informasi yang sudah terkonfirmasi baru hilang kontak pada pukul 14.40. Kami sedang kumpulkan informasi lebih lanjut dan sedang menuju bandara. Ada posko di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta," ujar Adita.
Pengamat penerbangan Gerry Soejatman mengatakan, kemungkinan ada yang selamat kecil.
“Berdasarkan informasi yang kami dapat memang kecil orang yang selamat,” katanya.
Ia menjelaskan lamanya informasi antara kecelakaan sangat lama.
“Ini memang mereka pastikan dulu jangan sampai membawa berita buruk untuk ke keluarga,” katanya.
Pesawat Hancur Berkeping-keping
Anggota tim penyelam Kopaska TNI AL, Walikota Laut Edi Tirtayasa menyatakan bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan dengan kondisi hancur berkeping-keping di tempat penyelaman sekitar Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Saat menyelam, Edi melihat serpihan pesawat dengan ukuran kecil. “Di dalam laut ada serpihan pesawat. Pesawat hancur total, ”ujar Edi di tengah kegiatan penyelaman di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.
Anggota tim Kopaska TNI AL beberapa kali memotong potongan bagian pesawat Sriwijaya Air.
Adapun bagian pesawat yang ditemukan antara lain berupa pecahan ban pesawat, pelampung penumpang, bagian kelistrikan pesawat, bagian badan pesawat warna biru merah, moncong pesawat, dan bagian pesawat lainnya.
Potongan bagian pesawat sudah diangkut ke KRI Kurau. Sebelumnya, tim Kopaska TNI AL menemukan bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah melakukan penyelaman di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.
Penemuan bagian pesawat Sriwijaya Air diinformasikan oleh Komandan KRI Teluk Gilimanuk, Letkol Laut Fakhrul. “Ini ada temuan, akan dibawa ke KRI Kurau,” kata Fakhrul di KRI Teluk Gilimanuk,
Adapun bagian pesawat yang ditemukan seperti pecahan ban pesawat, pelampung penumpang, bagian kelistrikan pesawat, bagian badan pesawat warna biru merah, moncong pesawat, dan lainnya.
Beberapa temuan bagian pesawat Sriwijaya Air telah dibawa ke Kapal KRI Kurau.
Hingga kini, perahu sea-rider masih beberapa kali menghampiri anggota Kopaska yang masih melakukan penyelaman. Operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Minggu (10/1/2021) pagi.
Operasi difokuskan dengan penyelaman untuk mencari barang-barang yang terkait dengan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Titik-titik penyelaman dari anggota TNI AL referensi dari KRI Rigel. KRI Rigel memiliki kemampuan untuk melakukan foto tiga dimensi di bawah laut.
Temuan-temuan hasil penyelaman tim penyelam TNI AL akan didata sebagai bagian dari proses pernyataan.
Setelah didata, temuan yang berhasil dikumpulkan akan dibawa langsung ke Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Adapun tim penyelaman menurunkan dari 17 personel Denjaka, 14 personel Taifib, 23 personel Kopaska dengan penglengkapan mulai dari Searider, perahu karet, peralatan selam, alat komunikasi bawah air, GPS bawah air dan kamera bawah air.