Gempa bumi kembali menghantam wilayah Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu (16/1) pukul 07.32 WITA. Kali ini, BMKG mencatat gempa tersebut berkekuatan 5,0 magnitudo.
Pusat gempa terletak di arah timur laut Majene, Sulbar, sejauh 20 km. Adapun koordinat gempa berlokasi di 2,89 lintang selatan dan 119,03 bujur timur dengan kedalaman 10 km.
"Tidak berpotensi tsunami," tulis BMKG di Twitternya, @infoBMKG, Sabtu (16/1).
Sebelumnya, rentetan gempa mengguncang wilayah Majene, Sulbar. Yang terbesar terjadi pada Jumat (15/1) dini hari berkekuatan 6,2 magnitudo.
BMKG mencatat total ada 28 gempa susulan di Majene sebelumnya. Sementara ini, 48 orang dinyatakan tewas akibat gempa tersebut. Sejumlah gedung di Sulbar rusak, termasuk Kantor Gubernur Sulbar yang roboh.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati meminta warga tetap tenang sekaligus waspada terhadap potensi gempa susulan. Ia menyebut gempa susulan kemungkinan memiliki kekuatan yang signifikan.
"Masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang kekuatannya signifikan," kata Raditya dikutip Antara, Sabtu (16/1).
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan korban jiwa akibat gempa Magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat bertambah menjadi 42 orang. Korban terbanyak terdapat di Mamuju.
“Sebanyak 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majene,” kata Raditya.
Menurut data Pusat Pengendali Operasi BNPB yang dimutakhirkan pada Jumat pukul 20.00 WIB, sejumlah kerusakan yang dilaporkan antara lain Rumah Sakit Mitra Manakarra dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mamuju yang rusak berat, serta sejumlah kerusakan di Pelabuhan Mamuju dan Jembatan Kuning yang berada di Takandeang, Tapalang Mamuju. Di Kabupaten Majene, 300 unit rumah yang rusak masih dalam proses pendataan.
Untuk pelayanan kedaruratan pascagempa, terdapat tiga rumah sakit yang aktif di Kabupaten Mamuju, yaitu Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju.
“Sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih gangguan. Di Kabupaten Majene, perbaikan arus listrik masih dalam proses sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam,” jelasnya.
Raditya mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene, BPBD Kabupaten Mamuju, dan BPBD Kabupaten Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta berkoordinasi dengan TNI/Polri, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas, relawan, dan instansi terkait dalam upaya mencari korban terdampak gempa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gempa susulan masih mungkin terjadi. Karena itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada.
“Selalu ikuti informasi resmi yang tersedia melalui BMKG dan portal INARisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada di sekitar tempat tinggal,” kata Raditya.
Raditya mengatakan Kepala BNPB Doni Monardo dan Menteri Sosial Tri Rismaharini telah berada di lokasi terdampak bencana di Kabupaten Mamuju untuk meninjau sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
“Presiden memerintahkan Kepala BNPB, Menteri Sosial, Kepala Basarnas, Panglima TNI, dan Kepala Polri beserta jajaran untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban, serta melakukan perawatan kepada korban yang mengalami luka-luka,” tuturnya.
BNPB telah mendistribusikan bantuan untuk penanganan gempa di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, antara lain mengerahkan empat helikopter untuk mendukung penanganan darurat, delapan set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, lima unit lampu menara, 200 unit velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit generator set 5 KVA.