Panca Widya Susanti, seorang guru asal Tegal, Jawa Tengah, menjadi korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 penerbangan Jakarta-Pontianak yang diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021). Korban sempat pulang ke kampung untuk menengok ibunya, Sri Lungdiyati (80), yang sedang sakit di Tegal.
Suasana duka tampak menyelimuti rumah di Desa Suro Kidul, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Minggu (10/1/2021).
Kakak kandung Widya, Nur Eka Cahyaningsih mengatakan, Widya baru saja menengok ibunya di Tegal sejak dua minggu lalu untuk menemani.
“Wiwi (panggilan Widya) pulang sendirian dari Pontianak. Sedangkan suaminya (Syarif Rafiq Al Idrus) dan empat anaknya tinggal di Pontianak,” kata Nur Eka.
Ia mengatakan, sehari-hari Widya merupakan guru di SMK Negeri 3 Pontianak. Widya merupakan anak ke lima dari tujuh bersaudara dari pasangan Bambang Nur dengan Sri Lungdiyati
Menurutnya, Widya pulang ke Tegal setelah mendengar kabar ibunya sedang sakit dari keluarga. Ia mengaku terakir kontak dengan adiknya pada Sabtu pagi sekitar pukul 06.00 WIB saat baru sampai di Bandara Soekarno Hatta.
“Wiwi saat itu berencana menggunakan maskapai NamAir penerbangan pagi. Karena delay cukup lama akhirnya ia menggunakan Sriwijaya Air SJ 182 penerbangan Sabtu sore,” kata Nur Eka.
“Saat tiba di Bandara Soetta, dia meminta doa agar perjalanan selamat sampai Pontianak, namun baru lepas landas Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu,” ujarnya.
Hingga Minggu pagi, keluarga Widya di Tegal terus memantau perkembangan pencarian korban Sriwijaya Aie melalui siaran televisi.
Keluarga korban berharap Widya segera ditemukan oleh Tim Basarnas. Sementara, suami korban telah berangkat ke Posko Sriwijaya Air di Bandara Soekarno-Hatta.