Sudah seminggu lebih ulama Syekh Ali Jaber meninggalkan kita semua, menuju alam yang abadi.
Walau begitu, amal ibadah Syekh Ali Jaber masih tercium sampai ke manca negara.
Banyak orang, di luar jemaah pengajiannya, yang merasakan bagaimana Syekh Ali Jaber menanamkan kebaikan.
Hal yang sama dirasakan Iskandar, yang selama ini menjadi asisten Syekh Ali Jaber, di berbagai kegiatan dakwah.
Iskandar yang mendampingi Syekh Ali Jaber hampir 7 tahun, tidak bisa melupakan kenangan guru spiritualnya.
Menurut Iskandar yang selalu menjalankan ajaran sang ulama, sejak hari pertama Syekh Ali Jaber masuk ke rumah sakit, salah satu tugas rutinnya berbagi rezeki ke kaum dhuafa tak pernah absen.
Selama 16 hari, bahkan selama 19 hari Syekh Ali Jaber dirawat, beliau selalu mengingatkan untuk berbagi rezeki.
"Sering berbagi di waktu pagi, sedekah subuh namanya, saya terus jalankan," kata Iskandar, Rabu 20 Januari 2021.
"Bahkan saya buatkan amplop bertuliskan 'doakan ya Syekh Ali Jaber sedang sakit'. Saya bagi-bagi di lingkungan Jakarta, (kepada) pemulung, anak jalanan, kaum dhuafa di jalanan," imbuhnya.
Iskandar menjelaskan bahwa kebaikan tersebut merupakan salah satu ajaran yang diberikan Syekh Ali Jaber semasa hidup.
Kondisi mulai berubah ketika Iskandar merasakan kejadian aneh di suatu pagi.
"Tapi hari itu, pagi itu ada sesuatu yang aneh," katanya.
Saat itu, Iskandar mengingat bahwa dirinya sempat tidak bisa menyalakan mesin motor yang akan digunakan untuk membagikan sedekah dari Syekh Ali Jaber.
Karena kendala tersebut, Iskandar tetap menjalankan tugasnya dan membagikan sedekah di masyarakat sekitar.
"Saya nyalakan kendaraan saya nggak bisa. Dinyalakan bagaimana pun aki-nya itu mati," ungkap Iskandar.
"Akhirnya pagi itu saya nggak keliling Jakarta, biasanya saya keliling Jakarta cuma bagiin sedekah atas nama Syekh Ali Jaber," paparnya.
Iskandar mengungkapkan Syekh Ali Jaber selalu bertemu dengannya hampir setiap hari.
Namun semenjak Syekh Ali Jaber masuk rumah sakit, Iskandar akui tidak pernah bertemu lagi namun sesekali masih berkomunikasi lewat ponsel.
"Sehari-hari bertemu saya, 19 hari nggak ketemu sejak masuk rumah sakit. Sebelum masuk ICU emang masih kontakan," terangnya.
Iskandar mengungkapkan puncak rindunnya pada Syekh Ali Jaber ketika sehari sebelum sang ulama berpulang.
Saat itu, Iskandar sudah berada di rumah sakit untuk menunggu kabar Syekh Ali Jaber.
"16 hari di ICU itu betul-betul puncak rindu itu saya rasakan di tanggal 13 (Januari). Dan saat itu kondisi Syekh menurun," ucapnya.
"Tapi dari awal masuk ICU terus meningkat, membaik. Tapi tanggal 13 Januari kondisi menurun. Di situlah saya udah stand by di rumah sakit Yarsi untuk menunggu kabar dari malam sampai pagi," paparnya.
Sebagaimana diketahui, Syekh Ali Jaber meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta, Kamis 14 Januari 2021.
Dikutip dari Antara News, Syekh Ali Jaber sebelumnya sempat dikonfrimasi positif Covid-19, namun ketika wafat beliau sudah dinyatakan negatif.
Jenazah Syekh Ali Jaber dimakamkan di Pesantren Daarul Quran, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, pada Kamis 14 Januari 2021.