Dalam sebuah hadits telah disebutkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam, pernah menjelaskan mengenai masalah menutupi aib orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menutupi kesalahan orang islam, maka Allah akan menutupi kesalahannya kelak di akhirat”. (HR. Bukhari, Shahih Bukhari nomor 2262).
Bagi siapa saja yang menutupi cela, aib atau kesalahan orang lain, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menutupi aibnya.
Maka ingatlah jika dirimu akan membuka cela orang lain, harus disadari bahwa dirimu juga sesungguhnya mempunyai cela, aib dan kejelekan-kejelekan.
Dikutip Kabarmakkah.com dari Kitab Syu’bul Iman, Abu Ali Ad Daqqaq bercerita, bahwa suatu ketika ada seorang perempuan mendatangi tuan guru Hatim bin Alwan Al Asham.
Perempuan tersebut bermaksud ingin menanyakan masalah kepada tuan guru, di tengah-tengah pembicaraan tiba-tiba perempuan itu kentut.
Lalu akhirnya wajah perempuan tersebut pucat karena merasa malu, ia sadar bahwa saat itu sedang berhadapan dengan tuan guru.
Akan tetapi, justru tuan guru Hatim malah berpura-pura tidak mendengar suara kertut perempuan tersebut.
Kemudian tuan guru malah manyuruhnya untuk mengeraskan suaranya seraya berkata, “Keraskan sauramu! Aku tidak mendengar karena aku tuli.
Setelah mendengar perkataan tuan guru yang demikian, maka perempuan itu seketika hilang pucatnya, karena mengira bahwa tuan guru itu tuli.
Hikayat tersebut menberikan contoh bagaimana kita menutupi cela atau aib seeorang, yaitu seperti apa yang telah dilakukan tuan guru Hatim bin Ulwan.