Tahun 2020 lalu memang rasanya seperti sangat cepat berlalu begitu saja.
Terlalu sering di rumah akibat lockdown dirasa membuat waktu berjalan lebih cepat.
Bagaimana jika perasaan bahwa waktu berlalu begitu cepat itu ternyata bukan sekadar perasaan saja namun karena faktor pergerakan dari Bumi?
Memang nyatanya, Bumi telah berputar sangat cepat belakangan.
The Telegraph melaporkan, Bumi sekarang menyelesaikan rotasinya 1,4602 milidetik lebih cepat dari rata-rata 86.400 detik.
Kecepatan rotasi Bumi bervariasi secara konstan karena gerakan kompleks inti lelehnya, lautan dan atmosfernya, serta pengaruh benda-benda angkasa seperti Bulan.
Gesekan pasang surut dan perubahan jarak antara Bumi dan Bulan semuanya membuat variasi harian dalam kecepatan planet ini berputar pada porosnya.
Bahkan, salju yang menumpuk di pegunungan dan mencair di musim panas dapat mengeser rotasi Bumi.
Tanggal 19 Juli 2020 tercatat sebagai hari terpendek sejak pencatatan dimulai pada 1960-an, setelah jam atom yang sangat akurat dikembangkan dan membandingkan panjang hari standar dengan bintang tetap di langit.
Hari terpendek sebelumnya tercatat pada 2005. Tapi, sepanjang 2020, ada 28 hari lebih cepat dari rata-rata panjang hari 86.400 detik.
0,5 milidetik lebih cepat
Dan, tahun 2021 bisa menjadi tahun tercepat yang pernah ada, dengan rata-rata hari 0,5 milidetik lebih cepat dari biasanya.
Planet ini berputar semakin cepat sehingga jam atom harus menyelaraskan dengan benar dengan dunia yang berputar.
Ini akan menjadi yang pertama kalinya satu detik dihapus dari jam global.
“Memang benar, Bumi sekarang berputar lebih cepat dari kapan pun dalam 50 tahun terakhir,” kata Peter Whibberley, ilmuwan dan peneliti senior pada kelompok waktu dan frekuensi dari National Physical Laboratory, kepada The Telegraph.
“Sangat mungkin, lompatan negatif kedua akan diperlukan jika laju rotasi Bumi semakin meningkat, tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah hal ini mungkin terjadi," ujar dia.
“Ada juga diskusi internasional yang sedang berlangsung tentang masa depan detik kabisat, dan ada kemungkinan juga kebutuhan akan detik kabisat negatif dapat mendorong keputusan untuk mengakhiri detik kabisat untuk selamanya,” imbuhnya.
Pada Minggu (10/1), hari hanya berlangsung 23 jam 59 menit 59.9998927 detik. Kemudian, melambat pada Senin (11/1) menjadi sedikit lebih dari 24 jam.
Namun, pada 2021, jam atom diperkirakan akan mengakumulasi keterlambatan sekitar 19 milidetik.