Ketua Satgas COVID-19, Doni Monardo, mengingatkan publik bahwa pandemi corona belum berakhir. Semua pihak wajib waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Di rumah pun kita tidak terjamin untuk tak terpapar corona kalau ada keluarga yang bekerja di luar, semua risiko harus diperhitungkan," kata Doni dalam rapat Koordinasi Satgas COVID-19, Minggu (13/12) malam.
Doni meminta masyarakat tak menganggap enteng COVID-19. Doni mengibaratkan COVID-19 sebagai malaikat pencabut nyawa, membunuh siapa saja terutama yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
"Angka kematian tertinggi ternyata adalah mereka yang punya komorbid, ingatkan kepada semua pihak, terutama pengambil kebijakan, pimpinan perusahaan, daerah, RT/RW, beritahu masyarakatnya, kalau ada yang komorbid, hindari kerumunan," papar Doni.
Selain itu, Doni meminta setiap daerah untuk mencegah kerumunan, khususnya yang menyelenggarakan Pilkada. Bagi yang menang, ditegaskan Doni, tak boleh berkerumun.
"Jangan dibiarkan jadi kerumunan, tidak boleh ada jabat tangan, berangkulan, itu membahayakan keselamatan jiwa diri sendiri maupun orang lain," ucapnya.
Lebih lanjut, Doni menegaskan, Indonesia masih akan menghadapi dua momentum tantangan, yaitu libur natal dan tahun baru. Meski begitu, rangkaian Pilkada juga harus tetap diwaspadai.
Atas dasar itu, ia kembali mengingatkan tak ada yang tahu kapan COVID-19 akan berakhir. Sehingga, para tenaga medis dan jajaran pemerintah perlu menghemat energi.
"Kita mungkin bisa sedikit lebih tenang akhir Januari, jaga stamina, jaga waktu istirahat agar kita lebih optimal melayani masyarakat," tegas dia.