Abdurrahman Wahid atau orang biasa sebut Gus Dur adalah seorang tokoh kharismatik NU (Nahdlatul Ulama’) yang juga pernah menjabat sebagai ketua umum PBNU anatara tahun 1984-1999.
Beliau merupakan sang guru bangsa, jasanya untuk bangsa ini cukuplah banyak. Beliau pernah menjabat sebagai presiden indonesia ke-4 sebelum dilengserkan melalui sidang istimewa MPR yang di pimpin Amien Rais.
Walupun beliau telah meninggal sejak tahun 2009 lalu, namun sosok Gus Dur seakan masih hidup di dalam sanubari masyarakat indonesia. Ide-ide dan pemikiran beliau senantiasa hidup dan menjadi warisan yang sangat berharga bagi generasi sekarang.
Refleksi ide-ide dan pemikiran beliau tentang demokrasi, agama, bangsa, budaya, toleranisme dan lain-lain, terus menjadi kiblat bagi generasi sekarang. Terlebih sekarang banyak terjadi kegaduhan demokrasi, politik dan sosial, maka Gus Dur adalah figur yang tepat sebagai landasan berperilaku baik berbangsa maupun bernegara.
Tidak jarang dari setiap statemen atau pernyataan beliau di masa lampau benar-benar terjadi di masa sekarang. Banyak pernyataan beliau di masa lampau tersebut masih bisa kita dengar melalui rekaman-rekaman zaman dahulu yang diupload melalui kanal youtube.
Publik terheran heran mengapa banyak pernyataan beliau pada masa lampau tersebut benar-benar terjadi di masa sekarang.
Itulah yang membuat Gus Dur lebih di segani setelah kematiannya. Diantara pernyataan beliau yang terkenal adalah ketika wawancara dengan jurnalis Andy F Noya di program kick andy yang tayang di Metro TV. diketahui semasa pemerintahannya yang hanya dua puluh bulan, Gus Dur pernah membubarkan dua Departemen yang merupakan warisan Orde Baru yaitu Departemen Sosial dan Departemen Penerangan.
Andy menyatakan keheranannya dengan langkah Gus Dur membubarkan Departemen Sosial yang notabene berperan mengayomi orang terlantar di Indonesia. Sontak Gus Dur memberikan pernyataan sebagai berikut “Persisnya itu, karena Departemen (Sosial) itu yang mestinya mengayomi rakyat ternyata korupsinya gede-gedean sampai hari ini” ucap Gus Dur.
Gus Dur kembali menjawab ketika Andy bertanya kembali dengan menganalogikan membunuh seekor tikus yang tidak perlu membakar lumbungnya (tempat penyimpanan padi).
“Oh memang, karena tikusnya sudah menguasai lumbung,” jawab Gus Dur disambut gelak tawa penonton yang hadir saat itu.
Ramalan Gus Dur nampaknya terbukti ketika di kemudian hari, Menteri Sosial era rezim Megawati dan SBY, Bachtiar Chamsyah diamankan KPK pada tahun 2010 karena kasus Korupsi pengadaan mesin jahit dan impor sapi saat memimpin Departemen Sosial di tahun 2004 dan 2006.
Tak berhenti di situ, Menteri Sosial Idrus Marham ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka kasus suap proyek PLTU Riau-1 pada tahun 2018. Kemudian pada April 2019, Pengadilan Tipikor Jakarta menjatuhkan vonis 3 tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider 2 bulan kurungan kepada Idrus Marham.
Yang terbaru, KPK menetapkan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara sebagai tersangka dalam kasus dugaan bantuan sosial (bansos) penanganan virus corona. Menteri dari PDIP itu menjadi tersangka bersama 4 orang lain.
Mereka adalah 2 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bansos COVID-19 Kemensos, Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono. Lalu, 2 supplier rekanan bansos COVID-19, Ardian I M dan Harry Sidabuke. Ketua KPK, Firli Bahuri, menyatakan dalam pengadaan bansos corona, Juliari diduga meminta fee Rp 10 ribu per paket sembako senilai Rp 300 ribu.
Itulah mengapa banyak orang percaya akan ramalan Gus Dur. terbukti sekarang apa yang dikatakan Gus Dur tentang lembaga yang menjadi sarang korupsi. Lembaga/kementerian sosial dijadikan bancakan korupsi oleh tikus-tikus berdasi.