Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut sebuah negara bisa hancur jika pemerintah yang berkuasa bersikap tak adil terhadap satu golongan atau pihak tertentu. Hal ini, kata dia, sudah dibuktikan oleh berbagai negara di masa lalu.
"Saya katakan kalau negara tidak mampu menegakkan keadilan tinggal nunggu kehancurannnya. Hancurnya sejarah bangsa-bangsa terdahulu, ya, karena negaranya tidak adil," kata Mahfud saat menjadi pembicara dalam webinar yang digelar oleh LIPI bertema Mewujudkan Harmoni dalam Kebhinekaan: Masalah dan Solusinya yang digelar daring, Selasa, 15 Desember.
Negara, sambung dia, harus mampu menjamin tegaknya hukum dan keadilan. Karena, jika dalam perbedaan terjadi ketidakadilan maka diskriminasi akan sangat terasa di mana negara seakan memihak pada mereka yang lebih kuat sementara yang lemah atau miskin tidak merasa mendapatkan perhatian.
Sehingga, sudah menjadi satu keharusan bagi negara manapun di masa kini maupun masa yang akan datang untuk bersikap adil demi menjaga harmonisasi di tengah masyarakat.
"Siapapun, pemerintah yang sekarang, dulu, dan di masa yang datang sama saja tuntutannya yaitu menegakkan keadilan kalau keutuhan bangsa ini dengan segala harmoni yang dibangunnya ingin dijaga," tegasnya.
"Kalau enggak, ya tinggal nunggu waktu. Tinggal nunggu waktu," imbuh eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.
Lebih lanjut, Mahfud tak menampik jika banyak pihak yang saat ini menyindir masalah ketidakadilan yang seakan dilakukan oleh pemerintah. Namun dirinya tak mau menjawab lebih lanjut mengenai sindiran ini.
"Orang menyindir, 'loh, Pak Mahfud kok bilang begitu sekarang kan negara tidak adil'. Nah itu berlaku bagi siapa saja ya, itu berlaku bagi siapa saja kalau tidak adil tinggal nunggu saja, kan begitu,” kata dia.
"Yang penting, kita mulai bagaimana membangun tegaknya hukum dan keadilan ini," pungkasnya.