Presiden Joko Widodo memutuskan pergantian Menteri Agama pada kocok ulang atau reshuffle kabinet kali ini. Penunjukan Yaqut Cholil Qoumas untuk menggantikan Fachrul Razi mengisi jabatan Menteri Agama tersebut diumumkan pada Selasa (22/12).
"Yang keempat adalah bapak Yaqut Cholil Qoumas. Beliau adalah tokoh muslim, Ketua GP GP Ansor dan akan kita berikan tanggung jawab sebagai menteri agama," kata Jokowi.
Yaqut menggantikan menteri agama sebelumnya, Fachrul Razi yang menjabat sejak 23 Oktober 2019.
Pada awal masa jabatannya, Fachrul sering kali membuat pernyataan kontroversial, seperti rencana pelarangan cadar di instansi pemerintah dan penghapusan khilafah di buku pelajaran Islam.
Fachrul juga sering kali membuat hubungan pemerintah dan DPR memanas. Puncak kekecewaan para anggota dewan terjadi saat Fachrul membatalkan keberangkatan jemaah haji Indonesia tanpa konsultasi ke DPR.
Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan perombakan atau reshuffle kabinet di Istana Negara, Selasa (22/12). Ini merupakan kocok ulang pertama pada periode kedua kepemimpinan Jokowi.
Sejumlah menteri dicopot dan digeser posisinya, ada pula nama-nama yang dikeluarkan dari Kabinet Indonesia Maju. Beberapa yang disebut adalah Tri Risma sebagai Menteri Sosial dan Sandiaga Salahudin Uno Sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kemunculan nama Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas sebagai nama yang dikenalkan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Agama membuat publik terhentak.
Pasalnya, nama yang sebelumnya beredar akan menempati posisi itu adalah kakak dari Yaqut, KH. Yahya Cholil Staquf.
Namun demikian, Direktur Eksekutif Indobarometer M. Qodari menilai Gus Yaqut memang cocok menjadi Menteri Agama. Sebab, Gus Yaqut memiliki sikap yang keras dengan kelompok agama tertentu.
“Soal Gus Yaqut, dia keras kepada kelompok Islam tertentu, itu yang dicari presiden dari Yaqut ya. Bahwa selama ini Yaqut keras kepada kelompok-kelompok yang sekarang berhadapan dengan pemerintah. Jadi kuat ideologi, kuat pertarungan ideologi, head to head gitu,” ucap Qodari kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (22/12).
Menurutnya, selain sebagai politikus PKB, Gus Yaqut juga merupakan warga Nahdlatul Ulama. Artinya, sosok Gus Yaqut sangat pas untuk menduduki pos Kementerian Agama. Terlebih Gus Yaqut memiliki sepak terjang di lapangan yang cukup apik bersama GP Ansor.
“Pasti NU berada di belakang Yaqut. Kenapa? Ketua GP Ansor, Ketua Banser, ya kemudian secara lapangan juga kalau selama ini yang dilawan punya pasukan, ini punya pasukan. Ya mudah-mudahan akan ketemu ya pintu-pintu untuk dialog, kita tidak menginginkan kekerasan,” tutupnya.