Jokowi jadi sorotan usai sampaikan peringatan kepada Ganjar Pranowo dan juga Anies Baswedan.
Peringatan untuk Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan disampaikan Jokowi usai melihat data lonjakan Jateng dan DKI Jakarta cukup tinggi.
"Saya ingin ingatkan bahwa ada 2 provinsi yang menurut saya perlu perhatian khusus karena peningkatan dalam minggu ini, dalam 2-3 hari ini peningkatannya sangat drastis sekali yaitu Jawa Tengah dan DKI Jakarta agar dilihat betul-betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis, hati-hati," kata Jokowi.
Peringatan yang disampaikan Jokowi ini rupanya cukup menohok Ganjar Pranowo.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo akhirnya menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terlihat marah sekaligus sedih saat tahu bahwa Provinsi Jateng memiliki kasus harian positif Covid-19 terbanyak beberapa hari terakhir.
Dalam data tersebut, ada 3 daerah dengan kasus tertinggi, yakni Jawa Tengah 2.036 kasus, Jakarta 1.431 kasus dan Jawa Timur 412 kasus.
"Ini semuanya memburuk semuanya. Karena adanya tadi, kasus Covid-19 yang memang meningkat lebih banyak di minggu-minggu kemarin," ujar Jokowi.
Ganjar Pranowo awalnya menampik data yang memperlihatkan Jateng mencatat kasus harian positif terbanyak se Indonesia.
"Sayang saja bahwa angka itu ternyata tidak terlalu benar, tapi tidak apa-apa, saya kira baik juga untuk memberikan peringatan setidaknya kepada saya, bagus gitu," ucapnya.
Menurutnya, setelah menghubungi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ternyata terdapat beberapa klarifikasi yang mereka berikan.
"Maka tugas saya adalah menanyakan kenapa angka itu muncul dan gede banget segitu, dari mana sumbernya," tuturnya.
"Alhamdulillah sudah ada klarifikasi dari kementerian kesehatan, bahwa beberapa angka itu memang ada yang keliru menginput, ada yang delay dan seterusnya," sambungnya.
Terlepas dari penolakannya, Ganjar Pranowo mengakui memang di Jateng terjadi peningkatan kasus harian hanya angkanya tidak seperti yang Jokowi sampaikan.
"Tapi memang di Jateng terjadi peningkatan, kalau itu sih kami mengakui, tapi angkanya tidak melonjak seperti itu, maka data-data delay itu disampaikan saja kepada publik, ada sekian data delay dan ini akan di-launching setelah mendapatkan verifikasi atau klarifikasi, sehingga penambahannya tidak seolah-olah terjadi pada hari itu," ucapnya.
Tak hanya sampai di situ, Ganjar Pranowo juga mengomentari pernyataan dari Inisiator Kawal Covid-19 Ainun Najib yang menyebutkan bahwa jumlah total kematian di Jateng ternyata jauh lebih banyak.
"Di Pusat total dilaporkan meninggal 2,393, sementara yang kita kumpulkan itu totalnya sudah 4,566, jadi mungkin ini pak Ganjar perlu disidak juga ini dan perlu ditekan lagi untuk sinkron antara daerah dan pusat," ujar Ainun Najib.
Ganjar Pranowo langsung menanggapi dan mengatakan tidak perlu repot jika memang salah, ia meminta langsung diklarifikasi saja.
"Ya tinggal klarifikasi saja, gak ada yang repot buat saya, dihitung, makannya yang perlu diperbaiki adalah sistem, kalau angka itu benar, ya begitu adanya," ucapnya seperti dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 3 Desember 2020.
Namun, Ganjar Pranowo sekali lagi menampik, menurutnya angka kematian yang lebih dari dua ribu saja sudah sangat tidak mungkin.
"Kenapa saya protes lebih dari 2.000, kalau lebih dari 2.000 kayaknya gak mungkin gitu ya, tapi kalau di atas 1.000, kayak-kayaknya Jateng sudah mulai mungkin, karena kita sudah hampir 200 persen loh testing-nya, kalau kita bandingkan dengan Jabar dan Jatim, oh testing kami lebih banyak," tuturnya.
"Tapi kemudian akhirnya teman-teman ngomong, 'lah ngapain pak Ganjar nambah-nambahin tes gini kalau kemudian akhirnya hanya membikin kisruh, statement-nya pada seenaknya sendiri, dan kemudian masyarakat menjadi panik, kita tesnya sesuai WHO aja deh pak, gak usah-usah ditambah-tambahin'," sambung Ganjar Pranowo.
Menanggapi komentar-komentar tersebut, Ganjar Pranowo menilai bahwa Jateng punya kapasitas dan kemampuan yang lebih, maka menurutnya kenapa tidak dilakukan tes sebanyak mungkin.
"Tes aja sebanyak-banyaknya, kamu gak usah peduli dengan bully-bully, kamu gak usah peduli dengan caci-caci, biar menghadapi Gubernurnya saja, sehingga kalau benar atau salah itu ada di Gubernurnya, dan kami bertanggung jawab untuk itu," ucapnya.
Lebih lanjut Ganjar Pranowo juga menceritakan kenapa dirinya belakangan ini kerap berhubungan dengan Menkes dan satuan kesehatan lainnya.
"Maka kenapa saya kontak Menkes, Satgas, Pusdatin, dan ini bukan kontak saya yang pertama loh, saya sudah kurang lebih empat kali untuk clearance, maka perbaikan sistem menjadi penting, input harus jujur, dan semuanya harus bisa melakukan dengan penuh kredibel," tuturnya.
Menurut Ganjar Pranowo tidak ada yang perlu ditakutkan, jika memang kenyataan nantinya Jateng menghasilkan kasus Covid-19 terbanyak.
"Gak usah takut, kalau memang faktanya banyak ya banyak, kalau cuman mau ngomong orang marah-marah ya marah-marah saja, tapi faktanya kan semua mesti tau diri, kalau pake masker ya pake, jangan ngeyel," ucap Ganjar Pranowo.
"Kalau tidak ada kerumunan ya jangan alasan apapun, turuti, jangan abis kasusnya naik naik terus marah-marah, kan gak bisa." kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.