Gunakan Teknologi Canggih, Komnas HAM Berhasil Temukan Barang Bukti Berharga di Tol Cikampek

Gunakan Teknologi Canggih, Komnas HAM Berhasil Temukan Barang Bukti Berharga di Tol Cikampek

author photo
Gunakan Teknologi Canggih, Komnas HAM Berhasil Temukan Barang Bukti Berharga di Tol Cikampek



Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM RI ) M Choirul Anam mengatakan pihaknya telah mengambil keterangan dari 25 saksi lebih terkait kasus tewasnya 6 Laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (7/12/2020) dini hari lalu. 


Anam mengatakan para saksi berasal dari berbagai pihak yang terkait dengan peristiwa tersebut. 


"Lebih dari 25 orang. Dari semua pihak termasuk masyarakat," kata Anam usai meminta keterangan di Kantor Komnas HAM RI Jakarta pada Kamis (17/12/2020). 


Hari ini Kamis (17/12/2020) Komnas HAM RI juga telah meminta keterangan tambahan dari tiga dokter Mabes Polri yang mengautopsi jenazah enam Laskar FPI dan seorang dokter pimpinan mereka didampingi personel Bareskrim Polri. 


Pada hari yang sama Komnas HAM RI juga meminta keterangan tambahan dari pihak PT Jasa Marga terkait CCTV di dekat Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Tol Jakarta Cikampek. 


Meski Anam mengatakan belum memanggil saksi ahli hingga saat ini. 


Namun, ia memastikan akan mendatangkan saksi ahli untuk meyakinkan penyelidikan mereka.


"Pasti. Salah satu kerja human rights investigation adalah menggunakan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. 


Oleh karenanya, jika kami butuhkan untuk memberikan semakin tebalnya keyakinan, ya kami pasti akan panggil ahli," katanya. 


Choirul Anam pun mengaku pihaknya telah diperlihatkan foto jenazah enam Laskar FPI sebelum diautopsi oleh Tim Dokter Mabes Polri. 


Anam mengatakan foto tersebut ditunjukkan setelah pihaknya meminta kepada Tim Dokter Mabes Polri. 


Ia mengatakan foto tersebut penting untuk mengetahui dengan jelas berapa jumlah lubang peluru pada jenazah dan kondisi asli jenazah. 


Hal tersebut disampaikan Anam usai meminta keterangan terhadap Tim Dokter Mabes Polri di Kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat pada Kamis (17/12/2020) 


"Kami ditunjukan foto pertama kali sebelum tindakan dan itu adalah posisi paling penting, sehingga memang ya itu menunjukkan originalitas. 


"Kalau tadi tanya berapa jumlah lubangnya, di situlah kita mengetahui berapa lubang, bagaimana kondisi jenazahnya dan sebagainya," kata Anam. 


Anam menegaskan Tim Dokter Mabes Polri memberikan keterangan yang cukup rinci dan terbuka terhadap pihaknya.


Tim Dokter Mabes Polri juga telah menjelaskan terkait prosedur, proses, dan substansi autopsi yang dilakukan terhadap jenazah enam Laskar FPI tersebut. 


"Kami mendapatkan cukup detil, ditunjukkan jenazahnya, dijelaskan bagaimana mereka melakukannya, terus juga yang menjadi titik-titik yang menjadi opini publik itu juga ditunjukkan. 


"Karena kami juga mendapat berbagai informasi soal posisi jenazah, baik di posisi pertama maupun posisi terakhir, itu juga yang kami cek," kata Anam. 


Anam mengatakan pihaknya tidak bisa menyebutkan jumlah lubang peluru di tubuh tiap jenazah saat ini karena masih harus mengkonsolodasi data yang dimiliki pihaknya. 


Data tersebut, kata Anam, didapatkan tidak hanya dari satu pihak. 


"Kami bandingkan. Kami lihat, terus menjadi bahan kami untuk menyimpulkannya," kata Anam. 


Anam berharap keterangan yang diberikan Tim Dokter Mabes Polri dapat berkontribusi signifikan terhadap pengungkapan kasus tersebut. 


"Semoga proses yang sangat baik ini, proses yang terbuka ini bisa berkontribusi signifikan terhadap pengungkapan kebenaran terangnya persitiwa. Ini juga satu tahap lagi Komnas HAM yang puzzle-puzzlenya semakin lama semakin terkuak," kata Anam. 



Barang Bukti Tewasnya Anggota FPI Ditembak di Tol Cikampek Dikantongi Komnas HAM 


Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM RI terus melakukan penyelidikan atas tewasnya anggota FPI ditembak di Tol Cikampek.


Barang bukti terus dikumpulkan untuk menguatkan penyelidikan. 


Selain itu, keterangan dari berbagai pihak juga diminta untuk terangnya peristiwa tersebut. 


Terbaru, Komnas HAM telah mengambil beberapa barang bukti dan keterangan saksi terkait tewasnya enam Laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (7/12/2020) dini hari lalu. 


Komisioner Komnas HAM RI sekaligus Ketua Tim Penyelidikan M Choirul Anam mengatakan pengambilan barang bukti dan keterangan tersebut merupakan tindak lanjut dari permintaan keterangan terhadap Dirut PT Jasa Marga Subakti Syukur pada Senin (14/12/2020) lalu. 


"Tim Penyelidikan Komnas HAM RI hari ini, Rabu, 16 Desember 2020 telah melalukan follow up ke pihak Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek dengan pengambilan keterangan dan beberapa barang bukti," kata Anam ketika dikonfirmasi, Rabu (16/12/2020). 


Anam mengatakan selanjutnya pihaknya akan melakukan tindak lanjut dan pendalaman lagi untuk memperkuat beberapa hal yang harus dirunut dalam kerangka dan konstruksi peristiwa. 


"Selain itu, Tim juga telah melakukan pengecekan langsung di lapangan untuk menindaklanjuti keterangan dari pihak Jasa Marga, guna mengkonfirmasi, melihat langsung dan nantinya sebagai bahan untuk dilakukan analisa oleh Tim Penyelidik," kata Anam. 


Anam mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak yang sampai saat ini kooperatif. 


"Semoga semakin banyak informasi yang dapat kami terima guna terangnya peristiwa," kata Anam. 


Diberitakan sebelumnya Anam menyatakan pihaknya telah menemukan barang yang bisa dilihat dan dipegang terkait tewasnya enam laskar FPI.


Anam mengatakan barang tersebut ditemukan saat proses olah tempat kejadian perkara sebagai bagian dari penyelidikan perkara tersebut. 


Anam mengatakan hal tersebut usai Komnas HAM melaksanakan proses permintaan keterangan terhadap Direktur Utama PT Jasa Marga Subakti Syukur. 


"Komnas HAM kerjanya memperdalam dari titik paling ujung ke ujung dan di luar titik tol. 


Kami mendapatkan barang dari seluruh poses tata kelola tersebut termasuk dari Jasa Marga. 


"Kami dapat barang yang bisa dilihat dan dipegang," kata Anam di Kantor Komnas HAM pada Senin (14/12/2020). 


Anam menjelaskan pihaknya juga telah mendapatkan banyak informasi dari Subakti. 


Anam menilai Subakti telah menyampaikan keterangan yang diperlukan dengan cukup rinci. 


"Tadi di dalam kami diberikan banyak informasi dan ini merupakan salah satu bentuk kerja sama yang baik, keterbukaan yang baik, dan nanti ada beberapa follow up yang kami sepakati bersama untuk menunjukkan bahwa kita semua punya kepentingan bersama untuk menunjukan proses akuntabilitas informasi dan sebagainya," kata Anam. 


Direktur Utama PT Jasa Marga Subakti Syukur sebelumnya mengatakan telah menyampaikan situasi di KM 50 Tol Japek kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait tewasnya enam laskar FPI pada Senin (7/12/2020) dini hari lalu. 


Subakti mengatakan juga telah menyampaikan situasi di titik lain di tol tersebut pada saat kejadian kepada Komnas HAM. 


"Kegiatan kita semuanya kita sampaikan secara ada prosedurnya, baik itu di KM 50 maupun titik lain," kata Subakti di kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat, Senin (14/12/2020). 


Terkait dengan kondisi CCTV, Subakti menegaskan tidak ada kamera CCTV yang rusak saat peristiwa tersebut. 


Namun, ia menjelaskan, dari 277 CCTV yang ada di Tol Jakarta Cikampek terdapat 23 CCTV di lajur yang mengalami hambatan. 


Hambatan tersebut, kata Subakti, menyebabkan 23 CCTV tersebut tidak dapat mengirim data selama beberapa jam. 


Sejumlah CCTV yang mengalami gangguan tersebut, kata Subakti, berada di CCTV 49 sampai 72. 


"23 CCTV itu bukan tidak berfungsi ya, itu hanya pengiriman datanya berapa jam terganggu. 


Karena mau perbaikan hujan karena itu kan harus dideteksi pakai satu alat sehingga perlu waktu. 


Kemudian berapa jam kemudian sekitar 24 jam itu sudah berfungsi lagi," kata Subakti. 


Subakti menegaskan akibat hambatan tersebut 23 kamera CCTV tersebut tidak bisa mengirim data rekaman dalam kurun waktu beberapa jam. 


"Itu di 23 titik itu tidak terkirim data. Tidak ada rekaman," kata Subakti. 


Diketahui Subakti berada di Komnas HAM dalam rangka memberikan keterangan selama kurang lebih dua jam.

Next article Next Post
Previous article Previous Post