Sebuah video berisi surat terbuka yang ditujukan untuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, viral beredar di media sosial.
Surat terbuka dalam bentuk video itu, disampaikan oleh seorang perempuan asal Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, melalui akun Facebook bernama Sulis Tyowati Sidareja Kunci, pada Kamis, (10/12) lalu.
Dalam video, ia mencurahkan isi hatinya dan menuntut keadilan atas apa yang ia dan keluarganya dapatkan. Dalam curhatannya, wanita tersebut mengaku jika dirinya mendapatkan perlakuan yang tidak etis oleh pihak rumah sakit yang menangani mendiang ayahnya. Berikut informasi selengkapnya:
Dalam surat terbuka yang dibagikan oleh Sulis, ia mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang disebutnya memperlakukan ayahnya sebagai pasien positif virus Corona (Covid-19).
Padahal, sudah sejak lama ayahnya memang menderita penyakit asma bukan karena terinfeksi virus corona.
Sulis mengatakan, jika saat dibawa ke rumah sakit ayahnya justru langsung diisolasi hingga kaki dan tangannya diikat. Ia dan anggota keluarganya yang lain juga tak diizinkan untuk bertemu dengan sang ayah.
Tak terima dengan perlakuan pihak rumah sakit, wanita tersebut mengancam akan menuntut. Namun, ia justru mendapat respons yang tak menyenangkan dari salah satu perawat di rumah sakit tersebut.
Akhirnya, Sulis mengaku meminta dokter untuk membawa ayahnya pulang. Namun, ia diharuskan membayar sebesar Rp2,5 juta karena tanggungan BPJS disebut dihapus oleh pihak rumah sakit. Setelah dibawa pulang, Sulis mengatakan jika kondisi ayahnya sempat membaik.
Setelah dibawa pulang, Sulis mengatakan jika ia dan keluarganya sempat dikucilkan oleh warga sekitar. Sebab, ada seorang oknum mantri yang menyebarkan kabar jika ayah Sulis positif terinfeksi Covid-19 dan menolak untuk di swab. Akibatnya, wanita tersebut dan keluarga dikucilkan warga hingga membuat kondisi sang ayahnya memburuk dan meninggal dunia.
Sulis mengatakan, warga sekitar yang merasa khawatir pun sampai tidak mau membantu mengurus jenazah sang ayah. Padahal setelah diambil, hasil tes swab yang keluar menunjukkan jika sang ayah negatif Covid-19. Begitupun dengan anggota keluarga lain yang juga menjalani tes swab dan hasilnya menunjukkan jika mereka semua negatif dari virus Covid-19.
Isi Surat Terbuka Sulis untuk Ganjar Pranowo
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dengan datangnya surat ini saya ingin mengadukan kepada bapak Ganjar pranowo atas apa yang keluarga saya alami, tepatnya 25 November 2020.
Bapak saya sakit. dari dulu bapak saya sudah memiliki riwayat penyakit asma karena bapak saya pecinta keroncong, suka meniup seruling. Sudah sebelum adanya coronapun bapak saya sudah memiliki riwayat asma.
Pagi sekitar pukul 8, bapak saya dilarikan ke salah satu rumah sakit, bapak saya dimasukkan ke ruang IGD. Jauh jauh dari Sidareja saya pulang ke Gombong. Sesampainya di rumah sakit hati saya hancur melihat bapak saya terbaring di ruangan tertutup dengan keadaan kaki diikat dan tangan diikat.
Salah satu perawat rumah sakit bilang kepada saya, ibu tidak boleh masuk, hanya bisa melihat dari kaca karena takutnya bapak ibu corona. Tak ada anak yang akan tega melihat bapak sendiri di dalam ruangan, sementara kala itu bapak saya butuh untuk dituntun, sampai akhirnya saya tetap memaksa untuk masuk.
Sore sekitar pukul 5 dokter berkata, bapak mau dipindahkan ke ruang ICU bu di lantai 3 dan ibu bisa melihat bapak dari kaca saja. Saya berpikir ruang ICU itu bagus dan saya setuju. Tepatnya pukul 7 bapak saya dipindah ke lantai 3 dan saya mengikuti bapak saya ke lantai 3. Setelah sampai di lantai 3 hati saya benar-benar terpukul melihat bapak saya dimasukkan ke ruang Isolasi.
Saya tanya ke perawat, katanya ke ruang ICU Mas, kenapa bapak saya masuk ke ruang isolasi dan di bawah bilangnya saya bisa melihat bapak saya dari kaca, ternyata ruangan bapak saya tidak ada jendela dan kaca.
Langsung saya berontak seketika itu juga. Saya bilang ke perawat kenapa bapak saya diisolasi kan bapak saya belum tentu korona, hati anak mana yang akan tega meninggalkan bapak di umur 76 tahun di ruang isolasi sendiri, dengan tangan dan kaki terikat.
Saya bilang ke perawat kalau sampai bapak saya ternyata bukan Corona saya akan tuntut balik rumah sakit ini dan perawat menjawab ibu tidak akan bisa menuntut. Saya jawab, kenapa saya tidak bisa menuntut? perawat berkata karena ibu orang bawah.
Bapak Ganjar Pranowo, apakah benar itu hanya untuk orang atas? sementara saya keluarga miskin tidak bisa menuntut, sampai akhirnya malam itu juga saya minta bapak saya dibawa pulang. Saya menemui dokter dan menyampaikan niat saya.
Dokter menyuruh saya untuk mengisi surat pernyataan dan dokter berkata, ini pasien pulang atas kemauan itu ibu sendiri, BPJS saya hapus dan ibu bayar pakai umum.
Malam itu juga saya cari uang Pak, untuk membayar rumah sakit 2.500.000. Malam itu juga saya pulang. Alhamdulillah di rumah bapak saya mendingan. Tetapi salah satu mantri dari rumah sakit ada yang menyebarkan berita kalau bapak saya reaktif dan tidak mau diswab, selang 3 hari orang yang tinggal satu rumah dengan bapak saya dites swab semua dan hasilnya negatif
Tetapi warga tetap mengucilkan keluarga saya. Sampai ternyata, sampai tepatnya 3 desember bapak saya drop. Saya ingin meminjam oksigen dari rumah sakit untuk bapak saya, katanya harus ada uang jaminan satu juta tujuh ratus.
Saat itu kami tidak ada uang akhirnya kami pasrah. Tepatnya hari kamis malam pukul 12.30 bapak saya menghembuskan nafas terakhir. Yang membuat hati saya hancur, bapak saya dimakamkan secara corona, menawarkan tetangga pun tidak ada yang mau mandiin dan menyalati bapak saya.
Saya mohon, saya mohon, mohon, bapak saya jangan pakai peti. karena bapak saya pernah pesan tidak mau pakai peti, tetap tidak dihiraukan
Tanggal 6 Desember saya minta hasil lab bapak saya dan bapak saya bukan corona. Sampai sekarang warga masih mengucilkan keluarga kami.
Maaf Bapak Ganjar, tolong bantu rakyat kecil seperti kami. saya tidak mau ada korban lagi cukup keluarga saya saja. Kami keluarga miskin yang tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah
PKH-pun, orang tua saya tidak pernah menerima. Sekali lagi saya mohon kepada Bapak Ganjar untuk bisa lebih adil. Saya mohon kepada Bapak ganjar, saya ingin masalah ini untuk dibersihkan. Untuk Bapak Ganjar, semoga bisa membuka hati. Saya tidak mau lagi ada pasien yang bukan corona tapi dimakamkan secara corona,
Saya ingin cukup keluarga saya saja yang merasakan ini semua, untuk keluarga saya saja yang merasakan ini semua. Sekali lagi saya mohon maaf. Saya mohon keadilan ini, Bapak saya bukan korona. Saya mohon keadilan ini
Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” kata Sulis.
Respon dari Ganjar Pranowo
Setelah viral di media sosial, curhatan Sulis itupun kemudian mendapat respon dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Melalui kolom komentar di unggahan Instagram @manaberita, Ganjar mengatakan jika ia sudah menghubungi pihak yang bersangkutan secara langsung.
“Sudah saya telpon, bisa cek di Facebook saya,” tulis Ganjar Pranowo.
Melansir dari unggahan di @manaberita, Sulis terlihat kembali membuat sebuah video berisi ucapan terima kasih yang disampaikan untuk Ganjar Pranowo.
Ia mengatakan, jika video curhatannya yang viral tempo hari mendapatkan respon dari Ganjar langsung.
Dalam video, ia pun mengaku jika Gubernur Jawa Tengah itu bersedia untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh dirinya dan keluarganya.
"Dengan datangnya video ini saya ingin menyampaikan bahwa masalah yang di video kemarin saya sudah clear sudah diklarifikasi oleh Pak Ganjar langsung.
Bapak Ganjar bersedia membantu saya untuk masalah bapak saya kemarin. Bapak Ganjar sudah bantu keluarga saya. Saya terima kasih Pak Ganjar karena sudah mendengarkan keluh kesah saya, rakyat kecil ini.
Semoga ke depannya bisa jauh lebih baik. Tidak ada orang yang mengalami seperti saya lagi. Saya terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Ganjar, atas kebaikan Bapak Ganjar bersedia mendengarkan keluh kesah saya, terima kasih, " kata Sulis.
Video pernyataan tersebut juga sebelumnya sempat dibagikan ulang oleh Ganjar Pranowo melalui akun Facebook pribadinya. Namun setelah ditelusuri, video tersebut sudah hilang dari laman Facebooknya.