Permadi Arya alias Abu Janda mengomentari soal peristiwa pembantaian terhadap empat jemaat gereja yang merupakan satu keluarga di Dusun Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Lewat unggahannya di Instagram Permadiaktivis2, Senin 30 November 2020, Abu Janda menuliskan bahwa peristiwa tersebut menjadi alasan kenapa Barisan Ansor Serbaguna (Banser) suka menjaga gereja.
“Apa yang terjadi di Sigi adalah alasan kenapa Banser suka bantu jaga perayaan di Gereja,” tulisnya.
Ia pun mengungkapkan, pihak yang kerap nyinyir dan tidak senang dengan tindakan Banser menjaga gereja adalah mereka yang berkawan dengan teroris.
“Jadi mereka yang nyinyirin Banser jaga Gereja itu karena tidak suka Banser menghalangi kawan Terorisnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Abdul Rakhman Baso telah memberikan keterangan terkait peristiwa pembantaian sadis yang merenggut nyawa 4 jemaat gereja di Kabupaten Sigi tersebut.
Abdul mengungkapkan, pelaku dalam peristiwa itu berjumlah delapan orang.
Kedelapan orang tersebut diketahui masuk dalam daftar pencarian orang kelompok teroris Mujahid Indonesia Timur (MIT).
Irjen Abdul menerangkan, kelompok orang tak dikenal itu awalnya mendatangi rumah warga untuk mengambil bahan makanan.
“Saat itu salah satu rumah didatangi oleh OTK kurang lebih 8 orang. Kemudian dari OTK ini memasuki rumah dari belakang kemudian mengambil beras kurang lebih 40 kilo. Setelah itu melakukan penganiayaan menggunakan senjata tajam,” terangnya.
Dari hasil olah TKP dan keterangan saksi, kelompok yang berjumlah sekitar delapan orang tersebut mirip dengan foto yang masuk dalam daftar pencarian orang di Poso.
Salah satunya, kata Abdul, mirip dengan Ali Kalora yang merupakan pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso.
Pihak aparat keamanan pun telah menurunkan Satuan Tugas Operasi Tinombala untuk mengejar kelompok itu.