Terkait isi pidato Presiden Prancis Macron pada 2 Oktober 2020 lalu, yang menyoal pentingnya mempertahankan nilai-nilai mendasar di Prancis dan juga menyampaikan sebuah penyataan keterkaitan Islam dengan terorisme dan radikalisme membuat banyak pihak geram.
Pidato tersebut juga mendapat tanggapan serius dari Kepala Presidensi Umum untuk urusan Dua Masjid Suci, Syaikh Abdurrahman Sudais, Ia menyatakan secara tegas bahwa Islam bersih dari label tuduhan terorisme seperti yang disangkakan Macron.
"Karena Islam adalah agama toleransi, kasih sayang dan merapatkan antara satu sama lain," tegas Syaikh Sudais dalam mimbar di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi, Jumat, 30 Oktober 2020.
Ditegaskan Syaikh Sudais pula bahwasanya, tidak ada pada agama Islam tentang tindakan terorisme atau radikalisme ataupun sabotase atau juga ejekan atau olokan, atau membedakan antara Nabi-nabi dan Rasul-rasul Allah SWT.
Lantas ia menganjurkan kepada seluruh Umat Muslim, agar dapat menahan emosi, provokasi, maupun berbagai aksi serta tindakan.
Seperti yang djelaskan dalam surat Al Maidah ayat 67, "dan Allah SWT memelihara engkau dari gangguan manusia," ungkap Syaikh Sudais.
Tindakan dzalim tersebut tidak akan dapat menyentuh sedikit pun kedudukan para Nabi dan Risalah.
Isi pidato Presiden Prancis Macron yang menyampaikan Islam radikalisme. Yang dikemukakan setelah kematian Samuel Paty. Yaitu, seorang guru di Prancis. Karena, Paty dalam suatu diskusi di kelas sempat menunjukkan kepada murid-muridnya gambar kartun Nabi Muhammad.
Hal itulah pemicu amarah dari negara-negara yang mayoritas beragama Islam, serta berakibat pada pemboikotan produk-produk yang berasal dari Prancis.