Ada penampilan berbeda dari akun Twitter milik Presiden Prancis Emmanuel Macron @EmmanuelMacron pada Sabtu (31/10).
Macron menulis beberapa cuitan menggunakan bahasa Arab Saudi.
Hal itu jelas berbeda mengingat dalam tweet biasanya, Macron selalu menulis dengan menggunakan bahasa Prancis.
Dalam cuitan yang berjumlah empat butir itu, Macron memberikan penjelasan terkait pernyataannya yang mengaitkan Islam dengan terorisme.
Ia menegaskan Prancis tidak pernah memiliki masalah dengan agama apa pun di dunia ini.
"Berkaitan dengan apa yang saya dengar dan lihat di media sosial belakangan ini, negara kita tidak memiliki masalah dengan agama apa pun," tulis Macron dikutip dari Twitter, Minggu (1/11).
"Semua agama ini dipraktikkan dengan bebas di negara ini. Tidak ada stigmatisasi khusus, Prancis berkomitmen menjaga perdamaian dan hidup berdampingan bersama,"
Macron kemudian kembali mengecam serangkaian aksi teror yang terjadi di Prancis setelah seorang guru bernama Samuel Paty menampilkan karun Nabi Muhammad SAW kepada muridnya. Paty dipenggal oleh pemuda 18 tahun asal Chechnya.
Selain itu, sebuah gereja di Kota Nice diserang oleh pemuda asal Tunisia bernama Brahim al-Aouissaoui. Dalam insiden itu, tiga orang tewas di mana satu di antaranya dipenggal.
"Saya tidak akan pernah menerima bahwa mereka bisa membenarkan kekerasan. Dan saya pikir pesan kami jelas yakni melindungi kebebasan dan hak kita," tegas Macron.