Sudah lama Siti Huroirohmatin (48) menjalani profesi sebagai guru honorer.
Bahkan, wanita kelahiran Bojonegoro ini sudah tiga kali berganti sekolahan, sebagai tempatnya mengabdi.
Perjalanan Atin-sapaan Siti Huroirohmatin sebagai guru honorer, diawali saat menjadi tenaga pengajar di sebuah taman kanak-kanak (TK) di Bojonegoro pada tahun 1991.
Atin yang kemudian menikah dengan Mochammad Choliq, akhirnya memutuskan berpindah ke Gresik pada 2005.
Di saat itu pula Atin memulai kiprahnya sebagai guru honorer di salah satu TK yang ada di Kecamatan Sidayu, Gresik, tempat tinggalnya saat ini.
Atin mengajar di TK yang ada di Sidayu hingga 2018 lalu, sebelum memutuskan berpindah di mana dirinya mengajar saat ini di TK Dharma Wanita Tlogopojok, Kecamatan/Kabupaten Gresik.
"Saat masih di Bojonegoro dulu, saya sempat sebulan hanya digaji Rp 12.500. Di Sidayu itu dari Rp 50.000 sampai Rp 300.000, dan sekarang di sini Rp 400.000. Dinikmati saja," ujar Atin, Rabu (25/11/2020).
Menurut Atin, bila mau dihitung dalam hal memenuhi kebutuhan hidup, nominal tersebut terbilang cukup kecil.
Namun, itu tidak terlalu dipersoalkan, terlebih suaminya juga masih bisa mencari nafkah hingga saat ini.
Bagi Atin, pengabdian untuk bisa berbagi kepada sesama atas ilmu yang dimiliki, menjadi alasan kuat dirinya tetap bertahan sebagai staf pengajar.
Kendati gaji yang didapatkan tidak terlalu besar.
Hal itu pula yang mendasari Atin sampai sukarela mengajar anak-anak di sekitaran Terminal Kota Gresik, yang berada di Jalan Gubernur Suryo Gresik dan juga Pasar Gresik, agar mereka tetap bisa membaca dan menulis.
Cari penghasilan lain
Atin menyadari, gaji yang diperolehnya sebagai guru honorer terbilang cukup kecil.
Sebagai tambahan, ibu dari Ardhiya Rokhma Fadla Auliya yang kini duduk di bangku SMK ini coba mencari penghasilan di luar profesinya tersebut.
Mulai dari menjadi guru pembimbing, membuat boneka tangan, memproduksi dan menjual minuman sinom di rumah, hingga berjualan stik tahu yang dititipkan di warung-warung.
"Alhamdulillah, stik tahu yang saya titipkan jual di warung itu banyak yang suka. Jadi sekarang banyak warung di sekitar rumah yang mau saya titipi untuk dijual," ucap Atin.
Tidak hanya itu, Atin yang memiliki hobi menulis juga kerap meluangkan waktunya.
Sampai saat ini, sudah ada delapan buku yang diterbitkan dan dijual ke pasaran.
Ada yang diberi judul barisan hatiku, lukisan hidup, doa sumber kekuatan ibu, terapi bekam, mendongeng menembus alam mimpi, kreativitas mewarna dan membaca, mozaik cinta suci, serta metode membaca tanpa mengeja.
"Bahkan, kadang sehari itu, saya cuma tidur 2-3 jam. Hobi sekali saya dengan menulis, korespondensi. Kadang sambil buat sinom, sambil menunggu dimasak matang itu saya buat menulis," kata dia.
Disiplin dari diri sendiri
Jarak antara tempat tinggal Atin dengan TK tempatnya mengajar di Gresik kota, sekitar 26 sampai 27 kilometer.
Ia sudah terbiasa berangkat pagi, setelah menyiapkan sarapan bagi suami dan anaknya.
"Kalau santai, pakai motor jalan 50-60 km/jam sekitar 30 menitan. Tapi, saya sudah terbiasa berangkat pagi, pukul 06.00 WIB sejak dulu," tutur Atin.
Wanita berjilbab ini menjaga betul, bagaimana caranya supaya tidak sampai telat datang di sekolah.
Ia ingin memberi contoh kepada anak didiknya, bila disiplin itu juga penting dalam menata kepribadian.
"Dibuat enjoy saja. Asal kita yakin, Allah pasti akan memberi kita rezeki lain yang lebih barokah," ujar dia.
Atin menyadari di usianya sekarang, tidak memungkinkan untuk dapat ikut bersaing menjadi nominator sebagai guru honorer yang diangkat.
Hanya saja, ia berharap, pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib para guru honorer lainnya, terutama bagi mereka yang tidak memiliki usaha sampingan.