Jamaah umrah asal Indonesia tiba di Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah. Pasca dibukanya kembali kota suci Mekkah untuk jamaah dari luar negeri.
Wakil Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (AMPHURI) Azhar Gazali mengungkapkan kondisi terkini Arab Saudi, saat rombongan umrah dari Indonesia tiba di negeri itu, Senin 2 November 2020.
“Data terakhir yang berada di Pesawat 317, mayoritas jamaah adalah pengusaha travel yang akan melihat langsung kondisi umrah di masa pandemi. Berikut regulasi dan tantangannya," kata Azhar, Senin 2 November 2020.
Itu dilakukan demi keamanan, kenyamanan, dan keselamatan jamaah. Sebagiannya lagi ada jamaah umrah travel dibawah Asosiasi Amphuri dan jamaah lainnya.
Keberangkatan umrah perdana tersebut melalui Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Dilepas oleh Dirbina Haji Umrah Kementerian Agama Arfi Hatim dan pejabat Kementerian Agama beserta pejabat Kemenkes dan BNPB.
“Juga dilepas di Airport oleh Dubes Arab Saudi Esam A Abid Elthagafi,” jelasnya.
Azhar Gazali mengungkapkan ada beberapa protokol yang harus dijalankan. Selama melaksanakan ibadah umrah di tengah pandemi.
Sesuai protokol kesehatan, pesawat tidak diisi penuh. Jika ada yang melepas masker langsung ditegur. Pesawat yang digunakan SV 817 tipe Boeing 777.
Di dalam pesawat, ada 2 formulir pernyataan kesehatan yang dikeluarakan Kementerian Kesehatan dan BNPB Arab Saudi. Harus diisi oleh semua jamaah.
Saat turun pesawat langsung disambut Wakil Kementerian Haji Umrah Arab Saudi. Ditambah 2 kali pemeriksaan form kesehatan, 1 kali pemeriksaan suhu tubuh.
Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan keaslian PCR. Pemeriksaan imigrasi dan pengambilan bagasi yang telah disterilkan. Selama di bandara, jamaah diwajibkan memakai masker dan menjaga protokol kesehatan.
Pesawat perdana dari Indonesia tiba pukul 18.16 Waktu Arab Saudi. Rombongan Indonesia adalah rombongan kedua tiba. Setelah Pakistan. Dua negara ini diperbolehkan umrah saat negara lain belum ada yang masuk.
"Saat keluar bandara jamaah disambut Konjen RI Jeddah Bapak Eko dan Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Djumali," kata Azhar.
Setelah itu jamaah ke bus yang sudah disediakan. Bus yang digunakan hanya diisi 18 orang. Dalam bus sudah ada Muthowwif atau guide orang Arab Saudi.
Sampai di Kota Mekkah, langsung menuju hotel sekaligus tempat karantina selama 3 hari. Jamaah disambut pimpinan hotel dan staf dengan bunga, minuman selamat datang, dan disediakan kue dengan gambar lambang negara Indonesia.
"Infonya selama karantina 3 hari tidak bisa keluar kamar. Walaupun ke lobby hotel," kata Azhar.
Menurut Azhar, sebaiknya jamaah yang akan datang membawa makanan ringan. Karena tidak bisa keluar hotel berbelanja. Makan malam pun diantar ke kamar masing-masing oleh petugas hotel.
Perlu diketahui tempat karantina atau hotel disesuaikan dengan paket yang dipilih dan dibeli jamaah.