Kampanye door to door menjadi strategi andalan partai politik ataupun relawan dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwalkot) Depok 2020. Strategi lawas tapi bisa jadi senjata pamungkas.
Itulah yang digenjot pasangan calon Wali dan Wakil Walikota Depok Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono.
Hanya saja cara merebut hati rakyat itu tidak dilakukan dengan fair. Oknum relawan paslon nomor urut dua itu kepergok melakukan sosialisasi ke rumah warga dengan memakai atribut kopiah Nahdlatul Ulama (NU). Pria tersebut memakai kaus bertuliskan ‘Sahabat Idris’.
Melihat foto yang beredar di berbagai grup WhatsApp tersebut membuat Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Depok Abdul Kodir angkat bicara. Dia sangat menyayangkan sikap relawan Idris yang melakukan sosialisasi menggunakan logo NU.
“Saya pastikan itu bukan kader NU. Kalau kader NU pasti menjaga lambang organisasi. Kami sangat menyayangkan sosialisasi dengan cara tidak sehat dan menjual logo NU. Ini sama saja memecah belah NU,” kata Abdul Kodir kepada wartawan, Senin (09/11).
Ketua Banser Kota Depok itu lebih lanjut mengingatkan agar Sahabat Idris tidak menggunakan logo NU untuk kampanye paslon 02.
Sebab dia, sikap NU Depok sudah jelas yakni mendukung Pradi Supriatna dan Afifah Alia, paslon nomor urut 1 untuk menjadi Walikota dan Wakil Walikota Depok pada Pilwalkot 9 Desember mendatang.
“Saya tegaskan bahwa NU mendukung Pradi-Afifah. Banser akan mencari pelaku yang menggunakan logo NU untuk kepentingan paslon lain,” pungkasnya.
Seorang pria diduga tim sukses Idris-Imam menggunakan atribut berlogo NU sedang melakukan kampanye