Pemerintah Arab Saudi membuka kembali ibadah umroh secara bertahap mulai Sabtu 4 Oktober 2020 atau 17 Safar 1442 Hijriyah.
Ini adalah pembukaan pertama kali sejak Arab Saudi menutup pelaksanaan umroh pada bulan Maret lalu karena adanya Pandemi COVID-19.
Pada tahap pertama di 4 Oktober, hanya warga Arab Saudi atau ekspatriat di negara tersebut yang bisa melaksanakan umroh.
Pemerintah Arab Saudi menegaskan bahwa pelaksanaan ibadah umroh akan diterapkan dengan protokol kesehatan ketat untuk mencegaha penyebaran COVID-19.
Menurut Menteri Haji dan Umroh Arab Saudi Mohammed Saleh Benten, selain harus mematuhi syarat protokol kesehatan, para jamaah juga diwajibkan berusia minimal 18 tahun. Sedangkan usia maksimal 65 tahun.
"Kami juga telah menetapkan kelompok usia antara 18-65 tahun bagi mereka yang mampu," jelas dia dalam sebuah wawancara di TV Nasional Saudi.
Adapun, jamaah yang akan melaksanakan ibadah umroh juga harus download aplikasi Eatmarna dan terdaftar di aplikasi Tawakkalna Kementerian Kesehatan. Sehingga pemerintah Arab Saudi dapat memantau kesehatan para jamaah di tengah pandemi COVID-19.
Sementara itu, pembukaan ibadah umroh akan dilakukan dalam 3 fase, pertama pada tanggal 4 Oktober dengan kuota sebanyak 6.000 orang. Kemudian, fase kedua pada 16 Oktober sebanyak 15 ribu jamaah. Fase ketiga umroh dilaksanakan pada 1 November 2020 dengan kuota sebanyak 20 ribu jamaah.
Kantor Berita Arab Saudi (SPA) dalam cuitannya di akun twitter, menyampaikan beberapa poin sebagai berikut:
Pertama, mengizinkan kembali pelaksanaan ibadah umrah, masuk ke Masjidil Haram dan mengunjungi Raudah al-Syarifah di Masjid Nabawi secara bertahap sesuai dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap pertama: Mengizinkan warga Saudi dan ekspatriat dari dalam negeri, untuk menunaikan umrah, mulai Ahad 17 Safar 1442 (4 Oktober 2020), sebanyak 30% (6 ribu jemaah/hari) dari kapasitas, dengan memperhatikan protokol kesehatan Masjidil Haram.
Tahap kedua: Mengizinkan umrah, ziarah dan shalat bagi warga Saudi dan ekspatriat dari dalam Kerajaan, mulai hari Ahad, 1 Rabiul Awwal 1442 H (18 Oktober 2020 M), sebanyak 75% (15 ribu jamaah/hari, 40 ribu jamaah shalat/ hari) dari kapasitas, dengan memperhatikan protokol kesehatan Masjidil Haram. Jumlah yang sama sebesar 75% dari kapasitas juga diberlakukan untuk ziarah Raudah al-Syarifah di Masjid Nabawi.
Tahap ketiga: Mengizinkan umrah, ziarah dan shalat bagi warga Saudi dan ekspatriat dari dalam Kerajaan, mulai hari Ahad, 15 Rabiul Awal 1442 (1 November 2020), hingga pengumuman resmi berakhirnya pandemi corona, sebanyak 100% (20 ribu jamaah/hari, 60 ribu jamaah shalat/hari) dari kapasitas, dengan memperhatikan protokol kesehatan Masjidil Haram. Jumlah yang sama sebesar 100% dari kapasitas, dengan memperhatikan protokol kesehatan Masjid Nabawi. Pada tahap ini, jamaah dan penziarah dari luar Kerajaan mulai diizinkan melakukan umrah secara bertahap, dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan dari negara-negara yang bebas dari pandemi corona.
Tahap keempat: Mengizinkan umrah, ziarah dan shalat bagi seluruh warga Saudi dan warga asing dari dalam dan luar Kerajaan, sebanyak 100% dari kapasitas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, setelah otoritas yang berwenang memutuskan tidak ada lagi resiko yang membahayakan dari dampak pandemi.
Kedua, kedatangan jamaah umrah dan shalat akan diatur melalui aplikasi (‘Itamarnaa), yang dirilis Kementerian Haji dan Umrah.
Pengaturan ini bertujuan untuk menjalankan standar dan kontrol kesehatan yang disetujui oleh Kementerian Kesehatan dan otoritas yang berwenang.
Seluruh jamaah umrah dan peziarah diharuskan mematuhi protokol kesehatan, dengan menerapkan instruksi dan persyaratan kesehatan, seperti pengunaan masker, menjaga jarak aman dan tidak saling bersentuhan.
Kerajaan Arab Saudi sangat memperhatikan kesehatan dan keselamatan jemaah umrah dan peziarah, baik dari dalam dan maupun dari luar Kerajaan.
Hal ini agar terlaksana manasik secara aman dan sehat, dengan cara yang memenuhi protokol keshatan yang telah ditetapkan.
Kemendagri Saudi mengingatkan bahwa tahapan langkah pembukaan kembali aktivitas umrah di atas, akan terus dievaluasi, sesuai dengan perkembangan pandemi. SPA