Raja Salman selaku pemimpin kekuasaan tertinggi di Arab Saudi akhirnya mengizinkan seluruh warganya dan ekspatriat yang berada di dalam kerajaan untuk melakukan sholat di Masjidil Haram di Mekkah, di mana ini adalah untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, sholat di salah satu situs paling suci bagi umat Islam tersebut diperbolehkan.
Demikian seperti ditayangkan dalam televisi Nasional pemerintah Arab Saudi, Minggu, 18 Oktober 2020, pagi.
Awal bulan Oktober ini juga Arab Saudi mengizinkan warganya dan ekspatriat yang berada di dalam kerajaan untuk menunaikan ibadah umrah di tempat-tempat suci umat Islam, seperti Mekah dan Madinah, setelah jeda tujuh bulan karena kekhawatiran virus corona. Gelombang pertama umrah telah dimulai pada 4 Oktober 2020.
Melansir laporan Arab News, Kementerian Dalam Negeri setempat mengatakan pada Selasa, 23 September 2020, bahwa keputusan untuk mengizinkan umrah kembali tersebut diambil setelah menilai perkembangan virus corona dan sebagai tanggapan atas keinginan umat Islam di seluruh dunia untuk melakukan ritual tersebut.
Proses untuk pelaksanaan ibadah umrah itu dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama dari pemulangan bertahap akan mencakup mengizinkan warga negara dan ekspatriat dari dalam Kerajaan untuk melakukan umrah dengan kapasitas 30 persen mulai 4 Oktober. Ini setara dengan 6.000 jamaah per hari.
Fase kedua akan meningkatkan kapasitas Masjidil Haram menjadi 75 persen, yang akan mencakup 15.000 jamaah dan 40.000 jamaah sehari mulai 18 Oktober. Pada tahap ketiga, jamaah dari luar negeri akan diizinkan untuk melakukan umrah mulai 1 November dengan kapasitas penuh 20.000 jemaah dan 60.000 jemaah per hari.
Tahap keempat akan membuat Masjidil Haram kembali normal, ketika semua risiko COVID-19 telah hilang.
Masuknya jamaah dan pengunjung diatur melalui aplikasi bernama “I’tamarna”. Aplikasi ini telah diluncurkan oleh Kementerian Haji dan Umrah, dengan tujuan untuk menegakkan standar kesehatan dan memudahkan jamaah untuk memesan perjalanan mereka.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi meminta semua orang yang mengunjungi tempat-tempat suci itu untuk mematuhi langkah-langkah pencegahan, memakai masker wajah, menjaga jarak aman dari orang lain, dan menahan diri dari kontak fisik.
Kementerian tersebut mengatakan Arab Saudi ingin “memberdayakan para peziarah, baik dari dalam maupun luar Kerajaan, untuk dapat melakukan” ritual dengan cara yang aman dan sehat, “sambil melindungi mereka dari ancaman pandemi.”