Sejak beberapa waktu belakangan, umat Muslim dari berbagai penjuru dunia meluapkan kemarahan.
Hal ini buntut pernyataan provokatif sekaligus menghina yang dilontar Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap Islam.
Bahkan, sejumah negara menerapkan kebijakan boikot terhadap produk-produk Prancis.
Seperti diketahui, Prancis sedang menghadapi krisis toleransi setelah sederet aksi penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang berkedok kebebasan berekspresi.
Akibatnya, sejumlah serangan mematikan terjadi usai tindak pembiaran aksi pelecehan tersebut.
Teranyar adalah pemenggalan kepala seorang guru yang sengaja mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di Prancis.
Kecaman juga datang dari petarung bebas asal Rusia, Khabib Nurmagomedov.
Melalui laman media sosial Instagram @khabib_nurmagomedov, petarung tak terkalahkan di ajang UFC tersebut mengunggah foto Presiden Macron yang dicap tapak sepatu.
Khabib berdoa agar Allah SWT menodai Presiden Macron dan para pengikutnya yang telah menistakan Islam.
Khabib juga mendoakan Presiden Macron agar dipermalukan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
"Semoga Yang Mahakuasa menodai wajah makhluk ini dan semua pengikutnya, yang, dengan slogan kebebasan berbicara, menyinggung perasaan lebih dari satu setengah miliar umat Muslim. Semoga Yang Mahakuasa mempermalukan mereka di kehidupan ini, dan di kehidupan selanjutnya. Allah cepat menghitung dan Anda akan melihatnya," tulis Khabib, Jumat (30/10/2020).
Khabib mengatakan, umat Muslim sangat mencintai Nabi Muhammad. Bahkan melebihi orang tua serta saudara sendiri. Lebih lanjut, Khabib juga melampirkan kutipan ayat suci Al Quran.
"Kami adalah Muslim, kami mencintai Nabi Muhammad kami (damai dan berkah Allah besertanya) lebih dari ibu kami, ayah, anak-anak, istri dan semua orang lain yang dekat dengan hati kami. Percayalah, provokasi ini akan keluar ke samping bagi mereka, akhirnya selalu untuk yang takut akan Tuhan," tulis Khabib.
Seperti diketahui, krisis toleransi beragama di Prancis beberapa tahun belakangan dipicu ulah majalah Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
Beberapa tahun lalu, usai menerbitkan karikatur tersebut, sekelompok orang menyerang kantor majalah tersebut hingga menewaskan sejumlah orang.
Para pelaku penyerangan itupun ditangkap dan diadili. Mirisnya, saat sidang pengadilan para pelaku penyerangan tersebut digelar beberapa waktu lalu, Charlie Hebdo kembali berulah.
Mereka menerbitkan ulang karikatur tersebut sehingga menyebabkan aksi penyerangan serupa.
Puncaknya, seorang guru dipenggal usai memperlihatkan kembali karikatur Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya di kelas.
Guru tersebut melakukan hal itu dengan modus kebebasan berekspresi. Tak lama kemudian, publik digegerkan dengan aksi pemenggalan kepada guru tersebut.
Mengenai pemenggalan tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron kemudian sangat marah. Namun sayangnya, dia seolah tidak mau tahu tentang aksi pelecehan terhadap Islam yang dilakukan warga negaranya.
Dia lebih fokus mengecam aksi pemenggalan. Bahkan dia melontar pernyataan kontroversi yang sontak menyulut kemarahan Umat Muslim di dunia.