Djohari Zein, Pemilik Jasa Pengiriman Paling Terkenal Se Indonesia yang sukses mendirikan 99 Masjid ini mengakui bahwa kesuksesannya di bidang ekonomi adalah berkat sedekah.
Sang mualaf yang kini dijuluki sebagai Crazy Rich ini menyampaikan secara langsung kisahnya di akun YouTube Coach Yudi Candra yang dipublish pada 17 Maret 2020.
Pria yang akrab disapa Johari Zein atau Jo ini lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 1954 dari keluarga pedagang Tionghoa. Keluarga besarnya menganut agama Budha dan dia pernah mengenyam pendidikan di sekolah Katolik.
Johari tak menceritakan secara detail keputusannya memilih menjadi mualaf pada 1982. Sejak itulah, Alquran menjadi petunjuk hidupnya. Dia merasa bersyukur memiliki keluarga yang menghargai.
Pemilik layanan pengiriman paket JNE ini memiliki rahasia sukses dalam bisnis, yakni berbagi dan bersedekah. Baik untuk karyawan, melalui panti asuhan, dan masih banyak lagi. Kebahagiaan orang lain, dinilai sebagai kebahagiaan tersendiri bagi Jo.
Sering Dibully
Semasa masih duduk di bangku sekolah, Johari Zein kerap kali menerima ejekan dari teman-teman. Selain ucapan yang menyakitkan hati, terkadang ada pula tindakan yang kurang pantas.
Meski dianggap bercanda, hal itu masih terngiang di benak Jo. Hingga diakuinya sebagai pelajaran berharga untuk lebih kuat dan waspada. Sampai suatu ketika, dia pernah terpaksa pulang hanya dengan sebelah sepatu, akibat kejahilan temannya.
"Mungkin bagi anak-anak itu hanya main-main, bercanda. Tapi tentu bagi yang terkena ya tidak menyenangkan. Saya pernah pulang sekolah dengan sepatu tinggal sebelah," kata Johari
"Kalau di sekolah, tiba-tiba celana ditarik. Ya itu pernah kita alami. Itulah bunga-bunganya, saya syukuri, membuat saya kadang-kadang lebih waspada. Alhamdulillah itu semua bisa saya jalani, saya syukuri itu semua, saya jadi lebih mampu, lebih kuat," imbuhnya.
Bangun 99 Masjid
Sebuah harapan besar dari Johari yang ingin bisa mendirikan sebuah masjid. Tahun 2009 dirinya memanjatkan doa kala umroh, memohon dimudahkan bisa membangun masjid.
Sebuah anugerah tak terduga, Johari bermimpi mendengar harapan, bahwa tak hanya satu tapi 99 masjid pun diizinkan. Akhirnya menjadi visi besar bagi yayasan yang dibangun Johari.
"Johari Zein Foundation. Saya baca-baca dan lihat visi dan misinya itu dahsyat, sembilan puluh sembilan masjid di seluruh dunia. Dan bukan hanya itu, tapi berbagi dan sedekah. Mengapa berbagi dan sedekah itu penting bagi pak Jo?," tanya Yudi.
Selalu berbagi dan sedekah
Menyisihkan harta dengan cara berbagi dan sedekah, akan membuat diri sendiri bahagia. Hal itu diungkapkan Jo sebagai bentuk menerapkan ajaran agama Islam. Sesuai dengan yang tertuang dalam kitab suci Alquran.
"Berbagi, sedekah itu penting bagi saya itu penting. Karena kalau saya belajarnya dari Almarhum bapak Suprapto yang mengajarkan atau yang bercerita tentang salah satu surat di Alquran, surat Al-Maun," jawab Johari.
"Di mana kita diharapkan bisa berlaku dengan baik sesuai dengan agama yang kita anut. Jadi agama itu bukan hanya ibadahnya saja, ceremonial. Tapi juga tingkah laku kita, termasuk menyayangi anak yatim, memberi makan orang miskin," jelasnya.
Sudah 29 tahun berlalu, sejak Johari menerapkan sedekah dan ilmu spiritual sebagai pendamping bisnis. Selain sosok sang istri dan keluarga yang selalu mendukung, diyakini ada doa dari anak yatim yang ikut mengiringi langkah bisnisnya.
"Boleh nggak si kalau saya bilang bahwa JNE itu bisa sukses. Salah satu faktor utamanya karena berbagi dan sedekah pak?," tanya Yudi.
"Ya saya rasa banyak orang yang menyatakan seperti itu, yang mengatakan JNE itu menggunakan manajemen spiritual. Memang itu salah satu yang orang lain percaya. Karena di dalam praktiknya kita itu. Setiap kegiatan itu ada anak yatim yang kita undang, kita santuni. Dan itu berjalan sudah 29 tahun sampai sekarang ini. Dan akan terus mudah-mudahan," ucap Johari.
Peduli anak yatim
Yayasan yang didirikan Johari selalu mengajak anak-anak untuk makan di restoran mewah. Kemudian belanja bersama di supermarket.
"Kegiatan apa saja pak, dibawa anak yatim?,"
"Oh iya macam-macam. Kalau anak yatim, intinya mengajak mereka itu menjadi gembira. Tidak selalu santunan, tapi santunan salah satunya. Yang lain kita bisa ajak mereka makan di restoran. Biasanya kan mereka makan nasi kotak," ungkap Johari.
"Kita ajak dia makan duduk di restoran, di mall yang bagus, dan sebagainya. Suasana yang baru, nonton bareng, kalau ada film yang cocok untuk anak-anak yatim. Itu juga kita lakukan. Kadang kita ajak belanja bareng di supermarket. Dan itu menyenangkan," imbuhnya.