Pemerintah Arab Saudi mulai membuka umroh kembali pada 4 Oktober 2020 kemarin dan diikuti oleh 24 ribu jamaah hingga saat ini. Kabar gembiranya lagi, dalam pelaksanaannya tidak ada laporan kasus COVID-19 yang muncul di sana.
Hal ini dikatakan oleh Juru Bicara Presidensial Masjidil Haram, Hani Haider.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah berjaga-jaga dengan menyiapkan empat tempat isolasi bagi jamaah yang mencurigakan.
"Kami sudah menyiapkan empat tempat isolasi bagi jamaah haji dengan gejala mencurigakan. Namun, dugaan kasus COVID-19 belum dilaporkan," ungkap dia dikutip dari Arab News.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pelaksanaan umroh di tengah pandemi COVID-19 pada dasarnya telah direncanakan secara matang.
Di mana, semua hal didasarkan pada protokol kesehatan dan pencegahan.
"Rencana pencegahan penyebaran kami untuk umroh di tengah COVID-19 ini berdasarkan perlindungan, sanitasi, manajemen keramaian, dan peningkatan kesadaran," sambungnya.
Selain itu, guna memastikan para jamaah menjaga jarak dengan tertib, pihaknya telah menetapkan jalur khusus bagi orang tua dan penyandang cacat.
Dengan begitu, ibadah umroh bisa dilakukan secara aman.
Bahkan, Masjidil Haram dibersihkan oleh 4.000 pekerja dengan rata-rata 10 kali bersih-bersih dalam satu hari.
Untuk itu, telah disiapkan 1,8 liter disinfektan dan pembersih ramah lingkungan yang digunakan setiap harinya.
Untuk pendingin udara dan filter dibersihkan setiap harinya menggunakan sanitasi ultraviolet.
Tak lupa, ada 200 hand sanitizer yang diletakkan di sekitar Masjidil Haram.
Sementara itu, tercatat total kasus COVID-19 di Arab Saudi mencapai 337.711 orang. Dari angka tersebut, sebanyak 300 ribu orang sudah sembuh dan 4 ribu orang meninggal dunia.