Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya turun tangan soal karikatur Charlie Hebdo soal Nabi Muhammad SAW.
Lembaga tertinggi di dunia ini menyatakan hal tersebut merupakan bentuk provokasi terhadap umat muslim di dunia.
Ketua Aliansi Peradaban PBB, Miguel Angel Moratinos mengaku prihatin dengan ketegangan yang terjadi terkait karikatur Charlie Hebdo dan insiden pemenggalan guru di Prancis.
Situasi semakin tegang setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron melontarkan pernyataan yang membela pihak Charlie Hebdo dan mengutuk pemenggalan seorang guru oleh pelaku 18 tahun.
Guru tersebut dipenggal setelah sebelumnya akan mengadakan diskusi di sekolah soal karikatur Charlie Hebdo tentang Nabi Muhammad.
Macron menyatakan bahwa yang dilakukan media itu merupakan bagian dari kebebasan berpendapat.
Pernyataan Macron pun dinilai sejumlah negara-negara muslim justru menyudutkan umat islam.
Dampaknya, aksi unjuk rasa terjadi di sejumlah negara dengan mayoritas muslim.
Beberapa negara seperti di kawasan Timur Tengah dan Turki bahkan melancarkan boikot terhadap produk-produk dari Prancis.
Angel Moratinos kemudian menyampaikan rasa prihatin dan menilai ketegangan ini bagian dari karikatur Charlie Hebdo dianggap menyinggung perasaan umat muslim seluruh dunia.
"Karikatur (Charlie Hebdo) yang menghasut juga memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka," ujar Angel Moratinos dikutip dari AFP.
"Hinaan terhadap semua agama termasuk simbol agama yang dianggap suci bisa memprovokasi kebencian dan kekerasan dalam bentuk ekstrimisme. Pada akhirnya menciptakan polarisasi dan perpecahan di masyarakat."
Perwakilan PBB juga secara resmi menyatakan keprihatinan atas ketegangan yang terjadi terkait kasus Charlie Hebdo.
"Kami menyampaikan kekhawatiran mendalam atas ketegangan dan intoleransi yang terpicu dari publikasi karikatur satir yang menggambarkan Nabi Muhammad," demikian pernyataan PBB.