Aksi mogok nasional selama 3 hari hingga puncaknya pada Kamis yang berujung kerusuhan di berbagai kota memunculkan spekulasi soal ada pihak-pihak di balik layar yang mendanai.
Bahkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelum terjadi pecahnya kerusuhan kemarin, sempat mengungkapkan tahu siapa dalang dan sponsor dari aksi demo buruh.
Namun, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal merespons dengan hal yang tak terduga. Ia malah menanyakan balik persoalan tudingan itu ke Airlangga.
"Saya nggak tahu. Tolong tanya saja dengan yang bicara (Airlangga)," kata Iqbal saat dimintai tanggapan soal pendanaan aksi demo dikutip Jumat (9/10).
Serikat pekerja memang menanggapi santai soal tudingan bahwa aksi mogok nasional selama 3 hari ada yang mendanai. Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI Kahar S. Cahyono bahkan tertawa saat dimintai tanggapan soal tudingan tersebut.
Ia menegaskan aksi buruh tak ada yang mendanai dari pihak luar karena buruh punya kas internal di bawah wadah organisasi melalui urunan atau iuran rutin setiap bulan.
"Kami dari KSPI tak ada yang mensponsori karena setiap anggota punya iuran, buruh bukan pengangguran, punya uang," kata Kahar.
Ia mengatakan selama ini iuran dipungut dari para anggota yang besarannya 1% dari gaji setiap bulan. Misalnya seorang buruh dengan gaji Rp 5 juta, maka iurannya sekitar Rp 50 ribu per bulan.
"Iuran ini untuk menjalankan organisasi antara lain pelatihan, advokasi, aksi-aksi juga, jadi murni dari serikat pekerja. Nggak ada sponsor," tegas Kahar.
Kahar menolak buka-bukaan berapa kas KSPI dari iuran para anggotanya. Namun, ia mengatakan saat ini saja anggota KSPI lebih dari 1 juta buruh. Ia menegaskan uang iuran ini dipertanggungjawabkan setiap bulan maupun secara tahunan di tingkat organisasi.
"Soal aksi mogok ini kami tidak tahu berapa keluarnya, nggak banyak pengeluaran paling biaya, konsumsi air, dan makan siang. Kadang-kadang buruh biaya sendiri," katanya.