Tak ada hal yang lebih berharga bagi orang tua selain “kesehatan” buah hatinya.
Karenanya, saat anak jatuh sakit, orangtua lah yang paling trsakiti. Hati dan perasaannya seolah hancur.
Apalagi, bila penyakit yang diderita anaknya itu sampai mempengaruhi proses perkembangan dan turut berdampak pada bobot badan.
Kehancuran ini pula yang sedang dirasakan Lulu dan suaminya, Ahmad.
Mereka kini didera kesedihan yang begitu mendalam setelah putri ketiga mereka, Nurul Azkiatunnufus (4 bulan) diserang penyakit paru-paru.
Yang semakin membuat mereka sedih dan hancur, penyakit itu membuat buah hati mereka jadi kurus kering. Seluruh tubuh anaknya tinggal tulang, hingga bahkan menyebabkan kulit tubuh menggelambir akibat penyusutan bobot tubuh.
Penyakit serius ini sudah diidap Nurul sejak usia dua bulan. Dan selama itu, Nurul selalu mengalami demam tinggi setiap malam.
“Kalau malam badannya panas. Sudah dua kali dibawa ke puskesmas setempat,” ungkap Iis, seorang tetangga di Desa Medang, Sukamulya, Rumpin, Kabupaten Bogor.
Lulu dan Ahmad belum membawa putrinya ke rumah sakit karena terhalang biaya, mengingat sehari-hari Ahmad berpatok pada penghasilannya sebagai kuli bangunan, yang nominalnya tentu saja tidak perlu ditanyakan lagi.
“Puskesmas menyarankan untuk membuat BPJS, sementara dalam proses pembuatan sama warga sini,” terang Iis.
Iis mengatakan, ia bersama warga sekitar selalu berusaha melakukan galang dana untuk membantu pengobatan Nurul.
“Kami selaku tetangga bergerak mencari donasi ke lingkungan-lingkungan. Semoga bisa membantu meringankan beban keluarga,” tuturnya.