Pilunya hati Irma Purnamasari (28) menghadapi kenyataan putra semata wayang yang begitu ia cintai telah tak bernyawa.
Anak Irma yang masih berusia 5 tahun meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan dengan truk tangki air.
Ia bahkan berkali-kali pingsan melihat jenazah anaknya yang sangat dia cintai itu.
MA (5 Tahun), meninggal dunia terlindas truk tangki air tak jauh dari rumahnya.
MA adalah putra semata wayang dari pasangan Suhendar (28) dan Irma Purnamasari (28).
Sebelum peristiwa mengenaskan yang menimpanya, MA sempat mengungkap hal yang tak disangka-sangka sebagai firasat sebelum meninggal dunia.
Tidak tahu kalau itu adalah firasat," kata kakek MA, Suandi, Jumat (4/9/2020).
Seperti diketahui, MA tewas setelah tubuhnya telindas truk di jalan Lettu Karim Kadir, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang tak jauh dari rumah korban pada Kamis (3/9/2020) sekitar pukul 18.00 WIB.
Nyawa bocah kecil itu tak tertolong seusai dihantam truk bernomor polisi BG 8220 MO.
Korban bocah 5 tahun itu menderita luka cukup parah di bagian kepalanya usai ditabrak truk.
Sang sopir truk maut yang menabrak MA pun dikabarkan melarikan diri dan meninggalkan truknya di pinggir jalan.
MA merupakan putra semata wayang dari pasangan Suhendar (28) dan Irma Purnamasari (28).
Sebelum meniggal dunia, MA sempat menyampaikan firasatnya kepada sang orangtuanya.
Namun, saat itu orangtua korban belum memahami maksud dari ucapan anaknya tersebut.
Keluarga korban baru menyadari maksud ucapan bocah 5 tahun itu setelah korban meninggal dunia.
Hal itu disampaikan Suandi, kakek korban saat mengenang ucapan cucunya.
Menurut Suandi, dua hari sebelum meninggal dunia akibat tabrak lari tersebut, korban sempat berbicara kepada orangtuanya bahwa tak lama lagi bakal ada keramaian di rumahnya.
“2 hari sebelum kejadian dia sempat ngomong bersiaplah sebentar lagi ada orang ramai-ramai ke rumah kita mau sedekahan. Tidak tahu kalau itu adalah firasat,” ucap Suandi seraya mengusap air matanya.
Pihak keluarga baru memahami ucapan MA saat korban telah tiada.
Bahkan dikatakan kakek korban, pada 17 Agustus lalu lebih tepatnya pada saat korban mengikuti lomba 17 Agustus korban terlihat haru pada saat dipandang.
"Tidak tahu, waktu sudah tiada baru tahu maksud dari omongan dia itu.
Waktu 17an lalu memang sudah terlihat haru pada saat memandangnya," kata Suandi.
Anak Semata Wayang
MA merupakan anak semata wayang yang ditunggu kehadirannya Suhendar (28) dan Irma Purnamasari (28) sejak menikah.
Suhendar dan Irma Purnamasari baru dikaruniai seorang anak setelah 5 tahun menikah.
"Sempat menunggu lima tahun, orangtuanya sebelum memiliki anak tunggal laki-laki ini," kata Suandi.
Ibu Korban Pingsan
Irma Purnamasari ibu kandung korban tak menyangka jika anak semata wayangnya meniggal dunia dengan cara tragis.
Bahkan, Irma sampai pingsan berkali-kali lantaran tak kuasa menahan kesedihan.
Saat jenazah korban masih di instalasi Forensik RS Bhayangkara Palembang, pihak keluarga pun berdatangan bergantian.
Keluarga korban tampak tak kuasa menahan kesedihannya.
Sesama anggota keluarga juga terlihat langsung berusaha menenangkan satu sama lain atas kesedihan yang mereka rasakan.
Sahnan mengungkapkan, betapa hancurnya hati kedua orang tua Farisy sebab harus mengikhlaskan kepergian anak semata wayangnya dengan cara yang tak terduga itu.
"Terutama ibunya, syok sekali nangis-nangis terus.
Sering pingsan, keadaannya lemas. Orang tuanya juga tidak ikut ke Rumah Sakit. Mereka masih syok," ujarnya dilansir dari Tribun Sumsel.
Rencananya usai diperiksa, jenazah Farisy akan langsung dibawa pulang ke rumah duka untuk kemudian dimakamkan di TPU terdekat.
"Rencananya akan dimakamkan di TPU Talang Kemang hari ini juga," ujar Sahnan.
Sopir Diminta Serahkan Diri
Sopir truk bernomor polisi BG 8220 MO yang menabrak bocah 5 tahun hingga tewas diminta untuk menyerahkan diri.
Pasalnya, sang soir maut tersebut melarikan diri dan meninggalkan truknya di pinggir jalan.
Kasat Lantas Polrestabes Palembang Kompol Yakin Rusdi menuturkan untuk kasus kecelakaan yang menewaskan bocah berumur lima tahun saat ini ditangani Unit Lakalantas Polrestabes Palembang.
"Kamu mengimbau dan minta kepada sopir untuk menyerahkan diri. Karena ini korbannya anak-anak dan meninggal di lokasi kejadian setelah ditabrak," katanya.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara, menurutnya truk tangki yang bermuatan air ini melaju yang dari arah simpang Sungai Lacak Gandus Palembang menuju ke arah Mako Raider 200 Gandus.
Diduga dikendarai dengan kecepatan tinggi, sehingga sopir truk tidak melihat lagi bila ada korban yang akan menyeberang jalan. Ketika itulah, korban tertabrak truk dan sempat terseret sejauh 200 meter.
"Korban meninggal di lokasi kejadian. Dari visum, korban mengalami luka yang sangat parah di kepala dan wajah. Jadi kami imbau dan kami minta kepada sopir lebih baik menyerahkan diri," katanya.