Munculnya dugaan ajaran sesat membuat geger warga Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Ajaran ini meyakini suatu saat Ka’bah akan berpindah ke Lakbok dan sejumlah agama resmi merupakan Islam.
Informasi ini terungkap saat adanya laporan dari masyarakat tentang kegiatan menyimpang dari ajaran Islam.
Kepala KUA Lakbok, Dudung Kusnandar, membenarkan sempat ramai adanya ajaran yang menyimpang ini oleh salah seorang prina yang bernama Dalilan, warga Desa Kertajaya.
Menurut Dudung, pihaknya sebelumnya sudah mendengar informasi sekitar 1 bulan lalu. Saat melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, justru menyusul laporan dari masyarakat, bahkan sampai viral.
“Menyikapi ajaran sesat itu, KUA bersama MUI dan Muspika kecamatan langsung berkumpul untuk memanggil yang bersangkutan agar memberikan klarifikasi,” terang Dudung, Rabu (2/9/2020).
Setelah meminta keterangan, lanjut Dudung, Dalilan menyatakan kesalahan dalam meyakini pemahamannya sendiri.
“Karena tidak terbukti referensinya saat memberikan keterangan, sehingga Pak Dalilan pun mulai menyadari bahwa pemahamannya kurang tepat,”
Ajaran Sesat yang Aneh
Ketua MUI Lakbok, H Surip Muhrojin (50), menjelaskan, aktivitas dalam penyebaran pemahaman yang salah itu saat Dalilan melayani pasien yang tengah berobat.
Sebelum melakukan pengobatan kepada pasien, ungkap Surip, Dalilan kerap memberikan ceramah yang cukup lama.
Saat itulah yang menjadi kesempatan untuk menyampaikan hasil pemikiran yang tidak memiliki referensi jelas.
Salah satu yang paling menggelitik dari ajaran sesat ini, lanjut Surip, Dalilan meyakini kalau Ka’bah suatu saat akan berpindah ke Lakbok.
“Dalam islam ada yang namanya talbiyah ketika orang haji dengan mengucapkan Labaikallohumma Labaik. Sedangkan versinya Dalilan malah Labaikallohumma Ya Lakbok. Ini kan aneh,” terang Surip.
Tak hanya itu, beberapa agama resmi seperti Kristen, Budha dan Hindu juga merupakan satu kesatuan, yakni Islam.
Hal ini berdasarkan pemahamannya dari kata Ka’bah yang disingkat menjadi KBH atau Kristen, Budha dan Hindu.
MUI, sambung Surip, menyikapi ajaran sesat ini sangat janggal. Apalagi yang bersangkutan maupun pasien secara kemampuan SDM terbilang kurang mumpuni.
“Memang dalam penyampaiannya sangat meyakinkan, apalagi sempat mesantren. Hanya saja tanpa ada referensi yang jelas membuat pemahamannya itu kurang tepat,” ujar Surip.
Ritual Mencari Solusi
Sementara untuk menjawab berbagai masalah para pasien yang datang dari berbagai desa sekitar Lakbok dan Purwadadi, Dalilan kerap melakukan ritual secara sembunyi.
Surip mengungkapkan, Dalilan kerap menjalani ritual di sekitar komplek makam Pasir Tiis Desa Kertajaya untuk mendapatkan jawaban dari berbagai persoalan pasiennya.
Meskipun begitu, ritual ini sering berpindah tempat, terutama ke rumah teman-temannya yang memiliki keyakinan sama.
“Dugaan ajaran sesat ini berjalan sekitar 3 bulan lalu. Selain meminta keterangan dari yang bersangkutan, kemarin juga sudah menyatakan kembali lagi ke Islam dengan mengucapkan sahadat,” pungkas Surip.