Tanpa mengenang jasa dan pengorbanan orangtua yang telah membesarkannya, anak kakek Parni dengan tega menelantarkannya begitu saja di sebuah gubuk reot kumuh berukuran 2×3 meter.
Padahal, kakek Parni sangat membutuhkan perhatian dan perawatan.
Karena sudah sangat tua, dengan usia mencapai 70 tahun, juga mengalami buta serta lumpuh sehingga mengharuskan dia berdiam diri di pembaringan.
Namun entah bagaimana, anak-anak kakek Parni seolah menutup mata dan hati hingga tega membiarkan ayahnya hidup seorang diri.
Bahkan yang lebih menyedihkan, anak-anaknya memaksanya untuk mengemis di jalanan.
Beruntung, kisah hidup kakek Parni telah sampai ke telinga Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda.
Sehingga permasalahan hidupnya kini telah teratasi.
Hingga akhirnya, Fitrianti bersama tim gabungan TNI dan petugas medis menjemput kakek Parni di gubuknya di Jalan Abi Kusno Cokro Suyoso, Lorong Paiman, Kecamatan Kertapati Palembang, untuk membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Bari sebelum menempatkannya di panti jompo.
“Saya pastikan jaminan kesehatan seluruh warga Kota Palembang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Palembang,” kata Fitrianti.
Dia pun meminta kepada seluruh aparatur desa untuk segera melaporkan jika warganya mengalami kondisi yang memperihatinkan agar mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Palembang.