Pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengenai good looking (berpenampilan menarik) hingga pandai berbicara Arab saat bicara radikalisme sempat menjadi perdebatan.
Namun, Fachrul menegaskan, hal itu ia sampaikan sesuai dengan topiknya yakni deradikalisasi.
Dalam Rapat Kerja Bersama Komisi VIII DPR RI, Fachrul mengungkapkan, pernyataan tersebut ia ungkapkan dalam acara yang berlangsung di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), bukan Kementerian Agama (Kemenag). Tujuannya, agar Aparatur Sipil Negara (ASN) waspadai gerakan radikal.
“Apa yang timbul di publik tentang masalah antara lain yang good looking dan sebagainya, pertama perlu saya garis bawahi itu muncul bukan di acara Kemenag), tapi di acaranya KemenPAN-RB,” ungkapnya dalam Rapat Kerja Bersama Komisi VIII DPR RI, Selasa (8/9).
Terlebih, ungkap Fachrul, tema yang diangkat memang tentang deradikalisasi. Tema itupun diberikan oleh Menteri PAN-RB. Ia hanya menyampaikan, apa saja yang perlu dilakukan agar ASN tidak radikal.
“Saya katakan memang topiknya adalah deradikalisasi. Jadi kalau topiknya deradikalisasi, nggak mungkin nanti agama cerita tentang bagaimana memasak gulai kambing. Sehingga saya diminta untuk memberikan masukan dalam kaitan ini bagaimana ASN supaya menjadi no radikal,” terang dia.
Kendati demikian, Menag pun meminta maaf atas pernyataan yang ia berikan. Sebab, dia juga sebelumnya tidak mengetahui bahwa acara tersebut disiarkan untuk publik.
“Saya mohon maaf, saya tidak tahu bahwa itu menjadi konsumsi publik, saya kira itu internal ASN, kalau bicara tentang publik pasti saya akan bicara tentang bahasa yang berbeda,” tukasnya.
“Saya cerita kalau mau bicara tentang ASN radikal maka perlu diperhatikan, pertama rekrutmen, yang kedua pada saat pendidikan di lembaga lanjutan yang dilakukan oleh pemerintah, ketiga pada saat ibadah,” sambungnya.
Seperti diketahui, sebelumnya Menag mengatakan bahwa masuknya paham radikal di lingkungan ASN dapat melalui orang yang berpenampilan menarik. Hal itu ia sampaikan dalam webinar Strategi Menangkal Radikalisme Pada ASN di siaran YouTube KemenPAN-RB.
“Cara masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab bagus, hafidz, mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-orang orang situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid. Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan,” terangnya.