Terdapat fakta baru dari hasil penyelidikan polisi, terkait kecelakaan maut yang merenggut nyawa tiga orang korban jiwa. Kanit Laka Lantas Polres Malang, Ipda Agus Yulianto, menduga jika suara kencang yang menyerupai gending jawa yang terdengar dari dalam mobil, saat proses evakuasi berlangsung tersebut, menyebabkan 7 orang rombongan terlibat kecelakaan maut.
"Bisa juga (karena suara musik gending jawa, red)," kata Agus saat dikonfirmasi apakah penyebab kecelakaan maut di Jalan Raya Kebonsari, Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Kamis (10/9/2020) siang, terjadi lantaran pengemudi memutar musik gending jawa terlalu kencang.
Lebih lanjut, diterangkan Agus, lantaran ada suara musik gending jawa itulah, polisi menduga jika musik yang terdengar nyaring itu, membuat pengemudi tidak fokus saat berkendara. Alhasil, saat melewati perlintasan kereta api, mobil yang berisi 7 orang rombongan arisan tersebut, disambar kereta api (KA) Penataran nomor lokomotif CC2017712.
"(Selain karena musik yang terlalu kencang, red) juga karena kelalaian pengemudi yang tidak memperhatikan kondisi dan situasi saat melintas di rel kereta api," terang Kanit Laka Lantas Polres Malang, saat dikonfirmasi media online ini, Kamis (10/9/2020) petang.
Seperti yang sudah diberitakan, dari pendalaman media online ini dilapangan, saat proses evakuasi korban kecelakaan terjadi, terdengar suara musik yang menyerupai gamelan jawa yang bersumber dari dalam mobil Daihatsu Xenia nopol N-1784-EU tersebut.
Pernyataan yang sama juga dilontarkan oleh salah satu penumpang kereta, yang diwawancarai oleh media berjejaring nasional ini. Menurut salah satu penumpang yang mengaku bernama Adit ini, dirinya memang sempat turun dari kereta yang ditumpanginya saat mendegar adanya insiden kecelakaan.
Bahkan, pria yang berusia sekitar 27 tahun itu, juga sempat menyaksikan dan membantu proses evakuasi yang dilakukan warga dan petugas KAI (Kereta Api Indonesia), Polisi, serta TNI tersebut. ”Waktu dievakuasi sama masyarakat dan petugas kereta api, masih terdengar musik gendingan atau keroncong gitu,” ungkapnya kepada pewarta yang saat itu meliput kejadian kecelakaan.
Seperti yang sudah diberitakan, sepulang dari menghadiri acara arisan, rombongan mobil yang berisi 7 orang itu berniat pulang kerumah masing-masing. Namun, saat diperjalanan dan hendak melintasi rel kereta api tanpa palang pintu yang ada di Jalan Raya Kebonsari, Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang tersebut, rombongan 7 orang yang mengendarai mobil itu terlibat kecelakaan maut.
Sebagai informasi, pengemudi mobil yang mengangkut 6 orang penumpang itu, bernama Setiawan Junaidi (52) warga Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Sedangkan ke-6 orang penumpangnya, diketahui bernama Muhammad A Faren (6) warga Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang ; Sandi Rusanti (39) warga Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang ; Sri Utami (40) warga Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang ; Devan (7) warga Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang ; Nur Fadila (38) warga Kelurahan/Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dan Farel Bahtiar (7) warga Kelurahan/ Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Dari total 7 orang yang berada di dalam mobil tersebut, 3 di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Ketiga korban yang tewas akibat dihantam kereta api yang di masinisi oleh Lutfi Nurtahmid itu, meliputi sang sopir yang bernama Junaidi, dan dua orang penumpangnya yang bernama Faren dan Rusanti.
"Untuk 4 orang penumpang lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen karena mengalami luka berat dibagian kepala. Guna proses penyidikan, kami masih mendalami hasil olah TKP dan keterangan beberapa saksi di lokasi. Selain itu, mobil yang terlibat kecelakaan juga sudah kami amankan sebagai barang bukti penyidikan," tutup Agus.