Mengapa jin tak berani mengganggu orang yang membaca ayat kursi? Berikut ini Rahasianya!
Dalam banyak hadits Rasulullah, jin mengaku bahwa mereka tidak mampu mengganggu orang yang membaca ayat kursi.
“Jika kamu hendak pergi ke peraduan, bacalah ayat kursi. Sesungguhnya engkau akan terus menerus mendapat penjagaan dari Allah dan tak ada satupun setan yang berani mendekatimu hingga pagi hari,” kata jin kepada Sahabat Abu Hurairah saat ia tertangkap dan hendak dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah membenarkan perkataan jin itu.
Jin juga pernah tertangkap oleh Sahabat mulia Abu Ayyub Al Anshari.
Agar dilepaskan, ia mengajarkan sebuah rahasia dari kaumnya. Yakni jika seseorang membaca ayat kursi, takkan ada yang berani mengganggunya.
Ketika Abu Ayyub menceritakan kejadian itu kepada Rasulullah, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam membenarkannya.
Ada pula jin yang bertemu Ka’ab. Ayah Ubay itu memergoki saat jin hendak mengambil kurmanya.
Lalu jin mengungkapkan kelemahannya. Bahwa ayat kursi bisa melindungi manusia dari gangguan jin. Rasulullah juga membenarkan apa yang diceritakan oleh Ka’ab tersebut.
Penjelasan dalam Tafsir Al Misbah
Sebagian ahli tafsir menjelaskan bahwa jin tidak berani mengganggu orang yang membaca ayat kursi karena ayat kursi menanamkan ke dalam hati pembacanya, kebesaran dan kekuasaan Allah serta pertolongan dan perlindungan-Nya.
Orang yang membaca ayat kursi, ia menyerahkan jiwa raganya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang tiada tuhan kecuali Dia. Dan kepada-Nya pula ia memohon perlindungan.
Bisa jadi saat itu bisikan iblis terlintas. “Yang kamu mintai pertolongan itu dulu pernah ada, tapi kini telah mati.” Maka penggalan ayat berikutnya menjawab kekeliruan itu. Bahwa Dia al hayyu (الْحَيُّ) yang Mahahidup dengan kehidupan yang kekal.
Bisa jadi iblis datang lagi dengan membawa keraguan berbeda. “Memang Dia hidup. Tetapi Dia tidak ambil pusing dengan hidupmu.” Maka penggalan ayat berikutnya menjawab kebohongan itu. Bahwa Dia al qayyum (الْقَيُّومُ) yakni terus menerus mengurus makhluk-Nya. Bahkan Dia:
لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
Dengan jawaban itu, sirna sudah bisikan dan keraguan dari iblis. Namun bisa jadi ia datang lagi dengan menghembuskan, “Dia tidak dapat menjangkau tempatmu. Ada tempat-tempat yang hanya bisa dilindungi oleh kekuatan iblis.”
Maka penggalan ayat berikutnya menjawab dengan gamblang:
لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
Bisa jadi iblis belum putus asa lalu datang dengan syubhat yang lain. “Musuhmu punya rencana yang sangat rahasia sehingga Tuhanmu tidak mengetahuinya.” Lanjutan ayat kursi menampik syubhat ini:
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ
Allah mengetahui segalanya, di mana saja dan kapan saja baik di masa lalu maupun di masa depan. Bahkan seluruh alam semesta ini adalah kepunyaan Allah. Hingga langit dan arsy.
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
Mungkin iblis masih datang lagi berusaha menghembuskan bisikan. “Kalau begitu, Dia akan kelelahan menjaga kekuasaan-Nya yang sangat luas.” Maka jawaban tegas ada di penggalan ayat berikutnya:
وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Maka sangat wajar dan logis penjelasan yang menyatakan bahwa siapa yang membaca ayat kursi, maka ia akan memperoleh perlindungan Allah dan tidak akan diganggu syetan,” demikian penjelasan dari Tafsir Al Misbah.
Yang Ditakuti Bukan Sekedar Membaca
Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa yang ditakuti jin bukan orang yang hanya sekedar membaca ayat kursi.
Namun orang yang membaca ayat kursi dengan penuh keimanan dan memahami maknanya.
Sehingga ia benar-benar berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan benar-benar memohon perlindungan hanya kepada-Nya.
Sebab banyak orang yang membantah jika jin takut ayat kursi. Mereka berdalih, ada orang yang membaca ayat kursi di hadapan orang yang kesurupan tetapi jinnya tidak takut. Atau ada orang yang membaca ayat kursi tetapi tetap jin mengganggunya.
Hal itu karena sebatas membaca seperti membaca koran.
Padahal ayat kursi adalah firman Allah dalam Al Quran. Seharusnya, membacanya dengan menghayati makna dan sepenuh keyakinan.
Bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah, pasti Allah melindunginya dan terwujudlah janji-janji fadhilah dalam hadits. Wallahu a’lam bish shawab.