Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang tentara Israel berlutut di leher seorang lansia saat menangkapnya selama demonstrasi di Tepi Barat yang diduduki.
Khairi Hannoun, (65), mengatakan kepada kantor berita Wafa bahwa dia memprotes rencana Israel untuk menyita sekitar 800 dunum (0,8 kilometer persegi) tanah untuk membangun taman industri ilegal yang mempengaruhi beberapa desa di Tepi Barat utara.
Menurut keterangan pasukan lokal Palestina yang dilansir Middle East Monitor, puluhan pengunjuk rasa menderita karena menghirup gas air mata setelah pasukan Israel menembakkan tabung gas air mata ke arah mereka dan menembakkan peluru tajam.
Seorang koresponden Wafa mengatakan, wartawan yang meliput acara tersebut, yang diorganisir oleh pasukan nasionalis lokal dan Komisi Perlawanan Tembok dan Permukiman, juga diserang oleh tentara Israel dan dilarang untuk merekamnya.
Warga Palestina dan kelompok hak asasi Israel sering menuduh pasukan pendudukan Israel menggunakan kekuatan berlebihan untuk membubarkan protes Palestina.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan Hannoun, ayah dari lima anak, bergumul di tanah hingga seorang tentara tampak berlutut di leher dan punggungnya sambil memaksanya untuk diborgol.
Pengguna daring menyatakan kemarahannya dengan membandingkannya dengan kasus George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata di Amerika yang terbunuh setelah seorang polisi berlutut di lehernya selama delapan menit dan 46 detik, meskipun korban memohon untuk dilepaskan karena dia tidak bisa bernapas.
Hanoun mengatakan bahwa apa yang dilakukan tentara pendudukan Israel terhadapnya adalah tindakan kriminalitas. Dia mengatakan tentara itu tidak peduli dia sudah berusia lanjut dan menekankan kakinya dengan sekuat tenaga ke kepala dan lehernya.
"Tentara Israel memukul saya dengan keras dan salah satu dari mereka menekan lututnya ke leher saya selama beberapa menit," katanya. "Aku diam untuk menghindari lebih banyak tekanan di leherku, tapi orang-orang menarikku keluar," kata Hannoun kepada Wafa.
Dalam wawancara dengan media Palestina, Hannoun juga membandingkan perlakukan yang diterimanya dengan tindakan polisi yang menewaskan George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat (AS).
“Saya mencoba untuk melawan, tetapi sesaat kemudian saya merasa bahwa bumi sedang berputar, dan saya segera teringat apa yang terjadi dengan seorang warga Amerika George Floyd, yang terbunuh di dengan cara yang sama oleh seorang polisi Amerika yang penuh kebencian. "
Times of Israel melaporkan, militer Israel membantah melakukan kesalahan tetapi mengatakan insiden itu akan ditinjau dalam beberapa hari mendatang.