Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keistimewaan yang luar biasa bagi kaum muslimin yang bermukim di Makkah atau menjadi tamu-Nya, baik ketika sedang umrah atau menunaikan ibadah haji untuk melaksanakan ibadah Thowaf.
Tidak ada pekerjaan suatu ibadah, jika dilakukan ber-ulang, semakin senang dan dirindukan. Itulah Thowaf, mengelilingi Baitullah dengan tujuh putaran.
Baitullah adalah salah satu tempat ibadah tertua di dunia yang berada di pusaran bumi. Allah menjadikan Baitullah tempat berputar (thawaf) sepanjang masa, sejak Adam AS. diturunkan sampai saat ini.
Rasulullah juga menjelaskan bahwa setiap langkah kaki di dalam putaran thowaf mampu menghapus kesalahan dan dosa manusia, serta mengangkat derajat manusia di sisi Tuhan-Nya.
Nabi Muhammad SAW mensinyalir dalam sebuah hadis bahwasanya Thowaf itu mampu menjadikan manusia terhapus dari dosa-dosanya.
Setiap orang yang mengerjakan Thowaf, Allah SWT akan melebur dosa-dosanya.
Jika usai melaksanakan Thowaf, kemudian dilanjutkan melaksanakan sunnah dua rakaat (Rak'atal Thawaf) di belakang maqom Ibrahim atau Hijir Ismail diibaratkan memerdekakan budak.
Begitu besar pahala thowaf, sampai-sampai Nabi memberitakan kepada semua pengikutnya dengan redaksi yang berbeda-beda.
Dalam kitab Syifa’ul Gharam, Syeh al-Fasi menukil sebuah Rosulullah SAW yang isinya memberitakan bahwa orang yang melaksanakan thawaf seminggu tujuh puluh kali, maka akan terhapus semua dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan.
Begitu dasyatnya pahala melaksanakan ibadah Thowaf, sehingga banyak jin dan Malaikat senantiasa hadir di Baitullah, karena tempat ini begitu luar biasa dan penuh dengan kesakralan.
Di waktu-waktu tertentu thawaf juga mempunyai fadhilah dan pahala yang sangat agung, seperti pada saat bulan Ramadhan atau malam Lailatul Qodar.
Thowaf yang dilakukan setelah shalat Shubuh dan Ashar juga sangat bagus, sebagaimana dikutip dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik dan Sa’id bin Musayyab, Rasulullah bersabda,
“Ada dua thawaf yang jika dilakukan tidak diragukan lagi bahwa seorang hamba muslim pasti sudah terhapus seluruh dosa-dosanya. Pertama adalah thawaf setelah shalat shubuh yang selesainya menjelang matahari mulai terbit. Kedua adalah thawaf setelah shalat ashar yang selesainya menjelang maghrib.”
Salah satu ciri khusus Baitullah adalah thawaf, sehingga tidak ada tempat yang lebih istimewa di muka bumi ini selain Baitullah. Sepanjang jaman, mulai nabi Adam AS. sampai sekarang -bahkan yang akan datang-, tidak henti-hentinya dikelilingi oleh ribuan, bahkan jutaan insan.
Tujuannya mendekatkan diri kepada-Nya. Setiap orang yang datang disunnahkan untuk mengelilingi Baitullah sebagai tanda kemulyaan Baitullah.
Begitu juga Haji, tidak sempurna haji dan umrah seseorang tanpa disertai thowaf, sebagaimana disebut dalam QS. al-Hajj 29 yang artinya, “… dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)…”.
Juga diperkuat dalam QS al-Baqarah 25, yang artinya, “Dan sucikanlah rumahku (Baitullah) bagi orang-orang yang selalu thawaf”.
Allah SWT memuliakan penduduk bumi -termasuk manusia, jin serta binatang- dengan thawaf ke Baitullah.
Sedangkan kemuliaan bagi penduduk langit yaitu thawaf mengelilingi Baitul Ma’mur di langit.
Di sisi lain, memandang Ka’bah juga menjadi nilai ibadah tersendiri. Setiap hari, Allah SWT. menurunkan 120 rahmat yang terbagi menjadi tiga bagian di Masjidil Haram (Makkah). Bagi yang senang memandangi Baitullah, maka akan mendapatkan dua puluh rahmat-Nya. Dan, bagi yang melaksanakan thowaf sunnah, maka akan mendapatkan enam puluh rahmat-Nya.
Sedangkan yang hanya melaksanakan sholat sunnah, maka hanya akan mendapatkan empat puluh rahmat-Nya. Baik thowaf, sholat, dan memandangi Baitullah harus dengan niat ibadah serta penuh penghayatan, ta’zhim dan takrim atas kebesaran Allah SWT.