Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjabarkan hasil analisis mingguan berdasarkan data hingga tanggal 9 Agustus.
Dalam laporannya, ia menyebut angka kesembuhan di Indonesia pada pekan lalu sama dengan rata-rata angka kesembuhan global, namun angka kematian nasional masih lebih tinggi.
"Kesembuhan 64,7 persen sama dengan dunia sedangkan angka kematian lebih tinggi yakni 4,5 persen, dan dunia 3,64 persen," ujar Wiku di Kantor Presiden, Selasa (11/8).
Meski angka kematian tergolong tinggi, ia mengatakan dari 34 provinsi di Indonesia ada 22 provinsi dengan angka kematian lebih rendah dari rata-rata angka kematian global, di antaranya adalah DKI Jakarta 3,56 persen, Sulawesi Selatan 3,18 persen, Jawa Barat 3 persen, Bali 1,28 persen, Papua 1,06 persen, Kalimantan Timur 2,84 persen, Maluku Utara 3,3 persen.
Kemudian dari provinsi Gorontalo 2,54 persen, Maluku 1,8 persen, Sumatera Barat 2,8 persen, DIY 2,85 persen, Riau 1,8 persen, Aceh 2,8 persen, Papua Barat 1 persen, Kalimantan Barat 0,96 persen, Kalimantan Utara 0,67 persen, Sulawesi barat 1,8 persen, Sulawesi tengah 3,24 persen, Jambi 1,9 persen, Banka Belitung 0,9 persen, NTT 0,65 persen, dan Sulawesi Tenggara 1,37 persen.
Wiku menyebut, ke-22 provinsi ini telah mengukir prestasi dan harus tetap menjaga posisinya untuk menekan angka kematian.
"Ini adalah prestasi agar tetap dipertahankan terus dan di jaga agar Indonesia bisa menekan angka kematian di bawah ratar-rata global," kata Wiku.
Lebih lanjut, Wiku juga merinci perbandingan jumlah kasus aktif di Indonesia dengan angka kasus aktif di dunia. Berdasarkan paparan Wiku, kasus aktif di Indonesia hingga data pada Minggu 9 Agustus berada di bawah global.
Untuk diketahui, kasus aktif adalah kasus yang masih ada di masyarakat dibandingkan dengan jumlah kasus kumulatif positif. Jumlah kasus aktif di Indonesia hingga 9 Agustus adalah 39.082 kasus, atau 30,8 persen, lebih rendah dari rata-rata kasus aktif di dunia yakni 31,5 persen.
"Kasus aktif di Indonesia berada di bawah dunia, yaitu 30,8 persen sedangkan dunia 31,5 persen," ucapnya.
Merujuk data ini, Wiku berharap setiap pekannya kasus aktif dan kasus kematian semakin kecil, sementara angka kesembuhan meningkat.
"Tujuan kita bersama menurunkan angka kematian sehingga lebih rendah dari rata-rata dunia, dan angka kesembuhan di atas rata-rata dunia, sementara kasus aktif di Indonesia harus selalu lebih rendah dengan angka dunia," pungkas Wiku.