Membantu pada sesama manusia tidak perlu menunggu jadi kaya raya terlebih dulu.
Membantu sesama sesuai kemampuan pun dapat meringankan beban mereka.
Seperti yang dilakukan kakek penjual balon berikut ini.
Meski dengan keterbatasan fisik dan penghasilan yang minim, kakek berhati mulia ini rajin memberi makan anak jalanan.
Berikut ulasan lengkapnya.
Dilansir dari kitabisa.com, Sosok kakek yang murah hatinya itu adalah Mbah Gayeng.
Keterbatasan fisik tak menyurutkan semangat Mbah Gayeng untuk mencari nafkah yang halal.
Sehari-hari, Mbah Gayeng mengais rezeki dengan berjualan balon.
Jika mendekati tanggal 17 Agustus, Mbah Gayeng akan berjualan balon berwarna merah putih dan jika laku, ia mendapat uang Rp20 ribu.
Meski pendapatannya kecil, Namun Mbah Gayeng tetap peduli dengan orang-orang di sekitarnya.
Selalu Bersyukur
Mbah Gayeng tampak selalu bersyukur di segala situasi dan kondisi. Mbah Gayeng mengatakan jika rezeki sudah diatur oleh Tuhan.
"Kalau nggak laku ya memang belum rezeki. Sudah ada Gusti Allah yang ngatur rezeki masing-masing, mbak," kata Mbah Gayeng.
Hidup Seorang Diri
Mbah Gayeng diketahui hidup seorang diri di sepetak rumah kecil di sudut Kota Yogyakarta.
Setiap harinya, Mbah Gayeng berjualan balon dengan satu tangan dan satu kaki.
"Di sepetak rumah kecil sudut Kota Yogyakarta, Mbah Gayeng hidup sebatang kara, tanpa anak dan cucu. Setiap pagi Mbah Gayeng tekun siapkan balon warna-warni hanya dengan satu tangan dan satu kaki," seperti dikutip dari kitabisa.com.
Berjualan di Pasar dan Lapangan Kotagede
Setiap harinya, Mbah Gayeng menjajakan balon di pasar dan lapangan Kotagede, Yogyakarta.
"Dibawanya balon-balon itu menuju pasar dan lapangan Kotagede untuk dijajakan sampai petang. Banyak anak-anak yang melihat balon-balon Mbah Gayeng datang mendekatinya," dilansir dari kitabisa.com.
Cerita Mbah Gayeng Ajak Makan Penjual Kerupuk
Mbah Gayeng menceritakan kisahnya pada relawan saat mengajak makan penjual kerupuk.
Suatu hari, ia melihat dagangan penjual kerupuk kecil tak laku.
Mbah Gayeng lantas membeli dua bungkus nasi dan memberikan satu pada penjual kerupuk tersebut.
Ia mengajak penjual kerupuk itu makan bersama dan memberinya sebuah balon.
Sejak saat itu, Mbah Gayeng menyisihkan separuh penghasilannya untuk memberi makan anak jalanan.
"Pernah suatu hari ada anak kecil penjual kerupuk di jalanan terus melihat balon warna-warni Mbah dari jauh.
"Sampai magrib, anak ini tak berani mendekat dan hanya duduk termenung di trotoar lantaran dagangan kerupuknya tidak laku.
Tak berpikir panjang, Mbah Gayeng segera beranjak menuju warung makan dan membeli 2 nasi bungkus untuk diberikannya satu ke pedagang cilik itu.
"Ayo temani Mbah makan, nanti Mbah kasih 1 balon warna merah", perintah Mbah pada anak itu.