Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk terus melakukan sosialisasi terhadap pencegahan korupsi. Sehingga masyarakat semakin sadar dan tidak melakukan segala macam hal yang terkait dalam tindakan korupsi.
“Gerakan budaya anti korupsi harus terus kita galakkan. Masyarakat harus tahu apa itu korupsi. Kita semua tahu apa itu gratifikasi, masyarakat harus menjadi bagian untuk mencegah korupsi. Antikorupsi itu sudah seharusnya jadi kepantasan dan kepatutan yang harus menjadi budaya,” ujar Jokowi dalam pidatonya di aksi nasional pencegahan korupsi, di Istana Bogor, Rabu (26/8).
Presiden juga berharap, hal baik itu harus terus disosialisasikan, Sampai pada tahap masyarakat menolak korupsi bukan karena ada hukuman penjara dan sanksi lainnya. Melainkan takut karena Allah dan siksa api neraka. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian penting.
“Takut melakukan korupsi bukan hanya terbangun atas ketakutan terhadap denda dan terhadap penjara, takut melakukan korupsi juga bisa didasarkan pada ketakutan kepada sanksi sosial. Takut dan malu pada keluarga kepada tetangga dan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan api neraka,” katanya.
Oleh karena itu Jokowi mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjadi bagian penting dari gerakan budaya antikorupsi ini, tokoh agama, tokoh budaya tokoh masyarakat dan para pendidik institusi pendidikan keagamaan kesenian adalah bagian yang sangat penting dari upaya pencegahan ini.
“Dengan keteladanan kita semua nya dengan perbaikan regulasi dan reformasi birokrasi saya yakin Insya Allah Masyarakat akan menyambut baik gerakan budaya antikorupsi ini,” ungkapnya.
Jokowi berjanji akan terus mengikuti aksi pencegahan korupsi dari waktu ke waktu. Marilah bersama-sama laksanakan samakan visi dan selaraskan langkah untuk membangun pemerintahan.
“Pemerintahan yang efektif yang efisien dan inovatif. Sekaligus bebas dari korupsi,” pungkasnya.