Sumiyati (77) seorang nenek di Tenggarong, Kutai Kartanegara berkurban sapi dan kambing yang ia beli dari tabungannya selama 15 tahun.
Sehari-hari, Sumiyati adalah penyapu jalan di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kutai Kartanegara.
Di rumahnya, Sumiyati tinggal seorang diri setelah bercerai dengan suaminya belasan tahun yang lalu. Sementara empat orang anaknya sudah tinggal terpisah.
Selain sebagai penyapu jalan, Sumiyati juga membuka warung keci-kecilan yang menjual minuman kemasan dan makanan ringan.
Sebelum menjadi penyapu jalan, Sumiyati bekerja sebagai pemulung. Ia mengumpulkan barang-barang bekas yang kemudian ia jual.
"Tapi sekarang sudah enggak lagi. Sekarang sapu jalan sama dan jualan kecil-kecilan," kata Sumiyati, Kamis (30/7/2020).
Sumiyati mendapatkan gaji sebagai penyapu jalanan sesuai jam kerja .Setiap bulan, rata-rata ia bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp 2,5 juta.
Selama bekerja 15 tahun, Sumiyati menabung dan membeli emas. Dari 4 gelang dan cincin yang dijual, Sumiyati mendapatkan uang Rp 19 juta. Sementara tabungannya sendiri sebesar Rp 3,7 juta.
Dari uang yang terkumpul, Sumiyati membeli sapi seharga Rp 18 juta dam kambing seharga Rp 4,7 juta.
"Saya tabung pakai emas. Hasil kerja hasil jualan, campur aduk lalu saya beli emas. Ada 4 gelang dan cincin terus dijual buat beli sapi," ungkap Sumiyati.
Sapi dan kambing tersebut kemudian disumbangkan ke Langgar An-Nur, Jalan Diponegoro, Tenggarong, Kutai Kartanegara untuk dikurbankan pada perayaan Hari Raya Idul Adha 144 Hijriah.