Sebanyak enam klaster baru virus Korona atau Covid-19 muncul usai sekolah di zona hijau dan kuning melakukan proses belajar dan mengajar secara tatap muka. Hal ini langsung mendapat sorotan dari berbagai pihak.
Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani Aher meminta agar pemerintah untuk sementara menarik kebijakan tersebut. Pasalnya, dia takut kasus penularan virus Korona semakin bertambah. Jika proses belajar mengajar tatap muka tetap dijalankan.
“Hentikan pembelajaran tatap muka hingga keadaan benar-benar aman berdasarkan evaluasi komprehensif. Pemerintah jangan bereksperimen dalam penanganan Covid-19. Taruhannya sangat mahal,” ujar Netty kepada wartawan, Sabtu (15/8).
Netty menyarankan agar pemerintah mengambil pelajaran dari Vietnam, Selandia Baru dan Korea Selatan yang kembali menutup sekolah setelah kurva Covid-19 makin meningkat.
“Bukan hanya pusat perbelanjaan dan area publik, sekolah dan pesantren harus menjadi perhatian utama dalam proses pencegahan dan transmisi virus,” katanya.
Ketua Tim Covid-19 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberikan solusi mengenai tantangan memenuhi kompetensi siswa dalam pendidikan jarak jauh. Seperti pemerintah perlu menetapkan kurikulum darurat yang mengakomodir keragaman kondisi sarana prasarana pendidikan jarak jauh di setiap wilayah.
“Perlu juga dipikirkan adanya stimulus berupa perangkat pendidikan jarak jauh bagi daerah dan masyarakat yang membutuhkan, serta stimulus program pendampingan belajar siswa berbasis masyarakat,” paparnya.
Netty berharap pemerintah dapat melihatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan proses pendidikan selama pandemi. “Bagus kan jika menjadi gerakan bersama masyarakat. Ini tanggung jawab negara dan seluruh elemen bangsa untuk masa depan generasi kita,” tuturnya.
Diketahui, pada Jumat (7/8), melalui revisi Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, sekolah yang berada di zona hijau dan kuning diperbolehkan melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Namun, baru pelaksanaan beberapa hari saja, telah ada klaster baru yang bermunculan. Berdasarkan catatan @LaporCOVID19, ada 6 klaster penyebaran Covid-19 di sekolah.
“Saat KBM tatap muka dimulai, bermunculan klaster-klaster baru penularan Covid dari Sekolah dari berbagai daerah. Konsekuensi serius dari kebijakan @Kemdikbud_RI !! Apa tindakanmu Kak @Nadiem_Makarim ?,” tulis @LaporCOVID19 di Twitter yang dikutip JawaPos.com, Rabu (12/8).
Adapun, berikut catatan enam klaster baru di sekolah adalah klaster Sekolah Tulungagung, Klaster Sekolah Kalimantan Barat (Kalbar), Klaster Sekolah Tegal, Klaster Sekolah Sumedang, Klaster Sekolah Pati, dan Klaster Sekolah Balikpapan.