Bagi kebanyakan orang, pandemi corona atau covid-19 yang terjadi di tahun 2020 ini bukan hanya membuat resah dan khawatir terhadap kesehatan, tapi juga jadi penyebab berbagai rencana penting menjadi kacau.
Salah satunya yaitu bagi pasangan-pasangan kekasih yang sudah merencanakan pernikahan mereka.
Di awal-awal virus corona menyerang Indonesia, diberlakukan larangan untuk mengadakan acara hajatan seperti pernikahan.
Mungkin ada yang tetap menikah tanpa pesta, sedangkan lainnya menunda. Meski tak jarang yang nekat melanggar aturan.
Pasangan ini merupakan salah satu yang memilih untuk menundanya. Namun, kini haru bahagia itu akhirnya datang, meski masih dalam suasana pandemi Covid-19.
Untuk mengenangnya, hal unik dilakukan pasangan ini.
Pasangan mempelai M Arif Al Fajar (29) dan Tsaniyah Faidah (25) menyertakan mahar bendera merah putih sebagai sarat akan nilai filosofisnya.
Pernikahan unik itu berlangsung khidmat ketika kedua mempelai ini membentangkan sang merah putih di hadapan tamu undangan.
Arif menjelaskan bahwa maskawin atau mahar Sang Dwiwarna ini diberikan untuk mengenang pernikahannya di bulan yang penuh dengan nilai sejarah perjuangan.
Sebab, acara pernikahan pada Sabtu, 8 Agustus 2020 lalu itu sangat berbeda dan bukanlah hal yang mudah lantaran harus melalui banyak aral dan rintangan.
Apalagi pernikahan ini mulanya diniatkan pada April.
Namun, saat itu zona merah di wilayah Bogor dan Depok masih banyak sehingga terpaksa diundur.
Ia dan istrinya, Tsaniyah berhasil melewati itu setelah pemerintah mengizinkan penyelenggaraan pernikahan dengan protokol kesehatan.
Tentunya, kata dia, menikah adalah oase di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19, yang bertepatan dengan bulan kemerdekaan Indonesia.
"Jadi maskawin ini memang sebagai tanda bahwa kami ingin merdeka dari Covid-19 dan ingin mengenang perjuangan yang akhirnya bisa melepas masa lajang di tengah kondisi yang serba kalut," kata Arif, Senin (10/8/2020).
Dia menyebut bahwa bendera merah putih itu diberikan hanya sebagai pelengkap saja, karena selain itu ia juga memberikan maskawin berupa emas dan seperangkat alat shalat.
Arifal, sapaan akrabnya, ini mengaku membeli bendera dari penjual musiman yang ada di pinggir jalan, sekaligus untuk membantu memakmurkan pedagang yang sedang kesusahan karena pandemi.
"Bendera ini cuman pelengkap saja karena momennya pas juga kan dan kebetulan saya beli dari bapak-bapak (penjual bendera) di pinggir jalan," ucap dia.
Pernikahan unik yang berlangsung di rumah mempelai wanita di Jalan Sasak, Cilodong, Depok, ini dibatasi karena harus menerapkan social distancing.
Begitu pula dengan protokol kesehatan para tamu sangat ketat, disediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer dan sarung tangan plastik.
"Masker wajib bawa kemudian kami beri sarung tangan juga untuk menyantap hidangan agar terhindar dari virus Corona," kata pria asal Bandung ini.
Arif dan Tsyaniah mengatakan bahwa perjuangan masih panjang dan setelah ini akan sama-sama membina mahligai rumah tangga di Kota Bogor. (Afdhalul Ikhsan)