Seorang kakek bernama Apollinaris Darmawan ditangkap aparat dan warga karena status statusnya di media sosial yang kerap menghina agama Islam.
'Apollinaris Darmawan' Terlihat rajin meng-update tulisannya yang pada intinya berisi fitnah, mulai dari menulis bahwa Muhammad Biadab sampai dengan menuliskan bahwa bahwa Alqur'an adalah hasil karangan dan masih banyak lagi.
Penangkapan Apollinaris Darmawan dilakukan sejumlah warga bersama pihak Kepolisian.
Video yang memperlihatkan detik-detik penangkapan kakek tersebut pun viral di media sosial.
Dilihat dari video yang beredar, Minggu, 9 Agustus 2020, nampak Apollinaris Darmawan tak mengenakan baju.
Sementara di dekatnya terlihat aparat berseragam polisi dan sejumlah warga yang nampak emosi dengan kakek tersebut.
“Apa maksud bapak ngehina Islam? Apa?” teriak warga dengan emosi.
Mendengar teriakan tersebut, kakek yang ditangkap itu lantas membantah bahwa ia telah menghina Islam.
“Tidak, saya tidak menghina (Islam),” ujarnya.
Diketahui, seorang pengguna media sosial dengan nama akun @hikdun yang diduga merupakan Apollinaris Darmawan juga sempat dilaporkan ke pihak Kepolisian pada 5 November 2015 silam.
Namun, hingga beberapa lama aparat belum berhasil menangkap pemilik akun tersebut.
Kendati demikian, akun itu telah dibekukan berkat laporan pengguna media sosial Twitter.
Hingga akhirnya seorang Pengacara bernama Rio Ramabaskara mengungkap siapa sebenarnya pemilik akun @hikdun.
Berdasarkan hasil penelusuran Rio, akun tersebut merupakan kepanjangan dari Hikayat Dunia.
Hikayat Dunia diketahui merupakan Nama Perseroan Terbatas (PT) yang menjadi label perusahaan percetakan milik si kakek, Apollinaris Darmawan.
Dalam jejak digital, akun bernama Apollinaris Darmawan ini sejak sekitar 10 tahun lalu secara terbuka dan terus menerus memprovokasi dan memfitnah Islam dan Nabi Muhammad.
Tulis-tulisannya sangat kasar. Bahkan ia banyak sekali menyebut Muhammad biadab.
Namun ketika diajak diskusi ia menghindar. “Apa yang mau didiskusikan. Jelaskan saja bahwa Muhammad tidak biadab. Dan bahwa Muhammad bidab sudah saya tulis ada sumber di Quran,” tulis Appolinaris di akun facebooknya.
Pada September 2014, Appolinaris menulis di Twitter begini: Menjelaskan secara terbuka dan beradab bahwa Islam bukan agama, melainkan ajaran sesat yang mendungukan serta membiadabkan umatnya.
Tampaknya Appolinaris tak puas karena tak ada orang yang merespons tulisan-tulisannya yang bersifat fitnah itu secara signifikan. Maka pada Hari Raya Idul Adha 1441 H (Jumat, 31 Juli 2020) lalu, beredar video yang isinya memprovokasi bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Video provokasi itu beredar secara terbuka di media sosial.
Dalam video itu pria tua tersebut secara terang-terangan memfitnah ajaran Islam tentang perintah kurban pada Hari Raya Idul Adha.
“Saudari-saudara sebangsa dan setanah air. Hari ini umat Islam melakukan tradisi menyembelih hewan yang tak berdosa untuk dikorbankan,” kata pria itu mengawali provokasinya. “Pertanyaannya dikorbankan untuk apa,… ini yang harus kita soroti,” katanya.
Jika dilihat dari kalimat “hari ini” berarti video itu dibuat pada Jumat, 31 Juli 2020, saat umat Islam merayakan Idul Adha dan menyembelih hewan kurban.
Ia menganggap bahwa ajaran kurban tak sesuai dengan leluhur nenek moyang kita dan bertentangan dengan Pancasila.
Ia juga mengatakan, bahwa tradisi kurban dilakukan sejak 1.400 tahun yang lalu.
“Atas kemauan Muhammad. Seorang buta huruf yang mengaku Nabi,” katanya tanpa menyebut referensi yang jelas.
Sebelumnya, kata dia lagi, tidak ada tradisi mengorbankan hewan pada kaum Quraisy. Dengan terus memprovokasi, ia mengatakan bahwa tradisi kurban itu diambil Muhammad dari bangsa Yahudi yang menyelenggarakan perayaan paskah untuk memperingati kemerdekaan bangsa Israel dari perbudaan di Mesir.
“Dalam Al-Quran tidak ada kewajiban mengorbankan hewan,” katanya memprovokasi.
Munculnya video ini langsung menjadi perbincangan publik. Di grup-grup WA para tokoh dan kiai banyak yang mempertanyakan siapa orang tua itu.