Kematian Yodi Prabowo masih menjadi pembicaraan panas karena dianggap penuh kejanggalan namun polisi menyimpulkan sebagai percobaan bunuh diri. Yodi sendiiri disebut-sebut sedang depresi.
Kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo pada awal Juli 2020 kemarin masih menyisakan banyak tanda tanya. Kendati polisi sudah menetapkan kasus itu sebagai upaya bunuh diri, pihak keluarga dan beberapa saksi masih menolak memercayainya serta mengungkapkan sejumlah kejanggalan.
Salah satu yang sangat disangkal oleh pihak keluarga adalah tudingan bahwa Yodi mengalami depresi yang kemudian berbuntut pada niat bunuh diri. Namun ibu Yodi, Turinah, menilai anaknya tidak menunjukkan tanda-tanda depresi atau tengah terpuruk.
"Main sama adiknya, sampai adiknya minta dibelikan makanan," ujar Turinah dalam acara "Mata Najwa", Rabu (29/7) malam. "Ya ketawa-tawa di hari Selasa siang, nggak ada kelihatan stres."
Hal senada juga diungkap Suwandi, ayah Yodi. Dan dari sang ayah pun terungkap bahwa Yodi sedang mengedit empat program sekaligus pada Selasa (7/7) sebelum menghilang dan akhirnya ditemukan tanpa nyawa. Salah satunya ternyata berkaitan dengan kasus korupsi besar yang belakangan tengah menyita perhatian publik, yakni soal pelarian buronan Djoko Tjandra.
"Saya sempat tanya sama orang Metro (TV) juga 'gimana sih, waktu hari Selasa anak saya kerja apa di sana?'" ujar Suwandi, menirukan pertanyaannya kepada rekan kerja anaknya. Pasalnya menurutnya Yodi berangkat dalam kondisi normal.
"Dan dia kasih tahu bahwa di hari Selasa itu, anak saya itu ngedit program Prime Time News yang jam 6 itu. Terus dia ngedit berita tentang Djoko Tjandra," terang Suwandi. "Terus dia ngedit juga Top News, yang terakhir Metro Sport."
"Mestinya kalau orang depresi, dia tidak fokus untuk kerja," imbuh Suwandi. "Itu ngedit empat program lho, kalau orang depresi mana bisa fokus."
Suwandi pun menyoroti pihak kepolisian yang sama sekali tidak menanyakan soal kondisi kesehatan mental maupun tindak-tanduk sang anak sebelum akhirnya menghilang dan ditemukan meninggal. Polisi, menurut Suwandi, justru lebih fokus pada menanyakan upaya pihak keluarga dalam mencari Yodi.